Plasenta Anda memberi bayi Anda makanan dan oksigen melalui tali pusar.
Sifilis kongenital mungkin membuat plasenta Anda tumbuh terlalu besar dan menyebabkan tali pusat membengkak.
Jika ini terjadi, plasenta dan tali pusar Anda mungkin tidak dapat menopang bayi Anda dengan baik.
Hal ini terjadi ketika bayi Anda meninggal setelah usia kehamilan 20 minggu, sebelum ia dilahirkan.
Meskipun bayi Anda lahir dengan kondisi sehat, penyakit bawaan ini masih dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan serius.
Baca juga: 8 Tanda-tanda Sifilis pada Wanita yang Harus Diwaspadai
Ini termasuk penyakit kuning dan hepatosplenomegali, di mana hati dan limpa membengkak.
Kondisi ini terjadi ketika bayi dengan sifilis kongenital tidak memiliki cukup sel darah merah yang sehat untuk membawa oksigen ke seluruh tubuhnya.
Penyakit ini dapat menyebabkan bayi mengalami ruam di mulut, alat kelamin, pantat, telapak kaki, tangan, atau wajahnya.
Infeksi ini menyebabkan pembengkakan pada otak dan sumsum tulang belakang bayi Anda.
Baca juga: Tanda-tanda Sifilis pada Bayi yang Perlu Diwaspadai
Bayi Anda mungkin juga mudah mengalami demam atau pilek.
Ini terjadi ketika bayi meninggal dalam 28 hari pertama kehidupannya.
Untuk mencegah sifilis kongenital, Anda harus menerapkan perilaku seks yang aman.
Jika Anda sudah didiagnosis mengidap sifilis, jangan ragu untuk periksa dan menjalankan pengobatan yang dianjurkan dengan benar.
Jika Anda ingin memiliki anak, Anda harus rajin konsultasi dengan dokter.
Begitu pula saat anak Anda lahir. Anda harus memastikan anak yang lahir dari rahim Anda bersih dari sifilis.
Jika anak Anda menunjukkan tanda-tanda sifilis kongenital, segeralah periksa dan berobat ke dokter ahli.
Baca juga: 5 Komplikasi Sifilis yang Harus Diwaspadai
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.