KOMPAS.com - Gula adalah salah satu komponen penting dalam pola makan kita. Namun, konsumsi gula berlebihan dapat berdampak buruk pada kesehatan.
Dilansir dari Diabetes UK, kelebihan gula terkait dengan sejumlah risiko, termasuk obesitas, resistensi insulin, diabetes tipe 2, peningkatan risiko penyakit jantung, dan masalah kesehatan kulit.
Baca juga: 5 Tip Sarapan untuk Penderita Diabetes agar Gula Darah Stabil
Gula juga dapat memengaruhi energi dan mood, menyebabkan peningkatan berat badan yang tidak diinginkan, serta merusak gigi dan menyebabkan masalah mulut.
Untuk menjaga kesehatan secara optimal, penting untuk membatasi asupan gula dan mengadopsi pola makan yang seimbang.
Selain itu, Anda juga perlu mengetahui ciri-ciri tubuh kelebihan asupan gula.
Terkadang, tanpa kita sadari gula yang kita konsumsi sudah melebihi batas rekomendasi harian.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga merekomendasikan bahwa idealnya kurang dari 10 persen dari total asupan energi harian berasal dari gula tambahan.
Lebih baik lagi jika dapat dibatasi menjadi kurang dari 5 persen dari total asupan energi harian untuk manfaat kesehatan yang optimal.
Ketika asupan gula sudah melebihi batas maksimal, tubuh biasanya menunjukan tanda tertentu. Merangkum laman WebMD, berikut tanda tubuh kelebihan gula:
Kelebihan gula dapat menyebabkan peningkatan berat badan karena gula yang tidak digunakan sebagai energi akan disimpan sebagai lemak.
Ini dapat menjadi pemicu obesitas, yang pada gilirannya dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan masalah kesehatan lainnya.
Baca juga: Penderita Diabetes Boleh Mengonsumsi Gula Pasir, asal...
Meskipun gula memberikan energi instan, konsumsi berlebih dapat menyebabkan lonjakan gula dalam darah yang diikuti oleh penurunan drastis.
Hal ini dapat menyebabkan kelelahan, kantuk, dan sulit berkonsentrasi yang tentunya mengganggu aktivitas sehari-hari.
Gula dapat mempengaruhi kadar serotonin dalam otak, zat kimia yang bertanggung jawab untuk mood dan suasana hati.
Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan fluktuasi mood, seperti rasa gelisah atau iritabilitas.