Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Perbedaan Hepatitis B dan HIV yang Perlu Diketahui

Kompas.com - 16/12/2023, 18:00 WIB
Agustin Tri Wardani,
Ria Apriani Kusumastuti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebagian orang sering keliru dan menganggap penyakit hepatitis B dan HIV adalah sama. Faktanya, kedua penyakit tersebut berbeda.

Penyakit hepatitis B adalah jenis penyakit berbahaya yang menyerang organ hati.

Penyebaran virus hepatitis B sangat cepat, terutama bagi orang dengan daya tahan tubuh yang lemah seperti penderita HIV.

Penyakit hepatitis B dan HIV memiliki jalur penularan yang hampir sama, namun kedua penyakit ini memiliki perbedaan.

Untuk lebih jelasnya, simak perbedaan hepatitis B dan HIV berikut ini.

Baca juga: Apakah Hepatitis B Menular? Simak Penjelasannya Berikut...

Perbedaan hepatitis B dan HIV

Perbedaan hepatitis B dan HIV dapat di lihat dari tiga faktor, yaitu penyebab, gejala, risiko tertular, serta cara diagnosis penyakit.

Merangkum beberapa sumber dan pendapat ahli, berikut adalah perbedaan hepatitis B dan HIV yang perlu diketahui.

  • Perbedaan penyebab

Kepala Kelompok Staf Medis Ilmu Penyakit Dalam, Pusat Infeksi Nasional RSPI Sulianti Saroso, Dr. dr. H. Iman Firmansyah, SH, MH Sp. PD, KPTI, FINASIM, CMC, CCD, menjelaskan mengenai perbedaan penyakit hepatitis B dan HIV, di mana fokus perbedaan utamanya ada pada jenis virusnya. 

"Virus hepatitis B sama virus HIV itu tentu beda jenis, beda spesies, walaupun sama-sama blood borne viruses yaitu virus yang ditularkan melalui darah, tetapi sesungguhnya beda," kata Iman, saat berbincang di Live Podcast Youtube Kementerian Kesehatan, Selasa (12/9/2023).

Penyebab hepatitis B adalah virus hepatitis B (HBV) yang menginfeksi organ hati. HBV bisa muncul menjadi penyakit jangka pendek (akut) atau jangka panjang (kronis).

Sebaliknya, HIV adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang menyerang sistem kekebalan tubuh dengan menghancurkan sel T CD4+, sejenis sel darah putih yang penting untuk melawan infeksi.

Penghancuran sel-sel ini dapat membuat orang dengan HIV rentan terhadap infeksi dan komplikasi.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Hepatitis B, Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

  • Perbedaan gejala

Selain memiliki perbedaan penyebab, perbedaan hepatitis B dan HIV dapat terlihat melalui gejala-gejalanya.

Melansir National Institutes of Health, beberapa orang juga bisa menunjukkan gejala hepatitis B segera setelah terinfeksi, seperti:

    • Kehilangan selera makan
    • Kelelahan
    • Mual
    • Muntah
    • Demam
    • Sakit perut
    • Urine berwarna gelap
    • Feses yang berwarna gelap atau seperti tanah liat
    • Nyeri sendi
    • Penyakit kuning, atau menguningnya kulit dan bagian putih mata

Namun, kebanyakan orang dengan hepatitis B kronis tidak menunjukkan gejala apa pun selama bertahun-tahun. 

Hal ini perlu diwaspadai, dan perlu melakukan tes untuk mengetahui seseorang terkena hepatitis B atau tidak.

Berbeda dengan gejala hepatitis B, penyakit HIV akan memunculkan gejala dalam tiga tahap, di mana gejala tahap pertama HIV lah yang hampir mirip dengan gejala hepatitis B.

Melansir WebMd, beberapa orang tidak langsung bisa mengetahui kapan mereka terinfeksi HIV.

Namun, penderita HIV mungkin menunjukkan gejala dalam waktu dua hingga empat minggu setelah tertular virus.

Adanya gejala ini merupakan tanda bahwa sistem kekebalan tubuh sedang melakukan perlawanan yang disebut dengan sindrom retroviral akut atau infeksi HIV primer.

Gejalanya mirip dengan penyakit virus lainnya, dan kerap disamakan dengan flu. Gejala tersebut biasanya bertahan satu atau dua minggu dan kemudian hilang. Tanda-tanda awal HIV meliputi:

    • Sakit kepala
    • Kelelahan
    • Sakit otot
    • Sakit tenggorokan
    • Pembengkakan kelenjar getah bening
    • Ruam merah yang tidak gatal, dan biasanya muncul di badan
    • Demam
    • Bisul atau luka di mulut, kerongkongan, anus, atau alat kelamin

Jika Anda mengalami gejala seperti ini dan mungkin pernah melakukan kontak dengan pengidap HIV dalam dua hingga enam minggu terakhir, Anda diimbau untuk segera melakukan tes HIV. 

Baca juga: 6 Penyebab Hepatitis B, Termasuk dari Ibu Hamil

  • Perbedaan risiko tertular

Dokter Iman menjelaskan jika terdapat perbedaan penularan virus hepatitis B dengan HIV berdasarkan suatu penelitian yang fokus meneliti penularan virus melalui jarum suntik (needle stick injury).

"Hepatitis B punya risiko 30-40 persen. Artinya, jarum suntik bekas hepatitis B jika tertusuk pada 100 orang maka 40-46 diantaranya akan positif tertular. Sedangkan hanya HIV 0,3 persen, di mana jika 1.000 orang yang tertusuk jarum suntik bekas HIV, maka 3 orang yang positif," ujarnya.

Menurut penjelasan tersebut, cara penularan hepatitis B melalui jarum suntik risikonya lebih besar dibandingkan penularan HIV dengan jalur yang sama.

Baca juga: 8 Cara Mencegah Hepatitis B, Tak Hanya Vaksin

  • Perbedaan diagnosis

Perbedaan kedua penyakit ini juga dapat diketahui melalui cara diagnosisnya.

Melansir Australian Family Physician, diagnosis infeksi virus hepatitis B (HBV) dapat dilakukan melalui tes serologis yang merupakan pemeriksaan darah untuk deteksi antibodi, yaitu:

    • Tes antigen permukaan hepatitis B (HBsAg)
    • Tes antibodi permukaan hepatitis B (anti-HBs)
    • Tes antibodi inti hepatitis B (anti-HBc)

Hasil tes seseorang dengan HBsAg yang positif menunjukkan adanya infeksi HBV pada tubuh.

Alasan untuk menjalami tes HBsAg, anti-HBs dan anti-HBc pada pasien yang berisiko terinfeksi HBV adalah untuk mengategorikan pasien berdasarkan status hepatitis B, apakah mereka rentan, kebal melalui vaksinasi, atau mengalami infeksi HBV yang kronis.

Sedangkan melansir Mayo Clinic, cara diagnosis HIV dapat diketahui melalui melalui tes darah atau air liur, meliputi:

    • Tes antigen yang biasanya melibatkan pengambilan darah dari vena dan biasanya dapat dideteksi dalam beberapa minggu setelah terpapar HIV
    • Tes antibodi untuk mencari antibodi terhadap HIV dalam darah atau air liur dan biasanya memakan waktu tiga hingga 12 minggu untuk dapat dideteksi positif setelah terpapar virus
    • Tes asam nukleat (NAT) yang akan mengecek virus yang ada dalam darah (viral load) yang akan dilakukan jika Anda terpapar HIV dalam beberapa minggu terakhir karena dapat dengan cepat memberikan hasil tes.

Beberapa perbedaan tersebut perlu dipahami karena penyakit hepatitis B dan HIV kerap dianggap sama.

Baca juga: 3 Beda Hepatitis B dan C yang Perlu Diketahui

Persamaan penularan Hepatitis B dan HIV

Baik virus hepatitis B dan HIV merupakan virus yang menyebar melalui darah dan cairan tubuh.

Setiap kali terjadi kontak langsung dengan darah penderita hepatitis B dan HIV, maka seseorang beresiko mengalami penularan.

Menurut Cleveland Clinic, cara penularan hepatitis B dapat terjadi ketika cairan dari tubuh orang yang terinfeksi masuk ke tubuh orang yang tidak terinfeksi.

Penularan dapat terjadi melalui persalinan, kontak seksual, kontak dengan luka terbuka, berbagi jarum suntik, berbagi sikat gigi atau pisau cukur, dan tertusuk secara tidak sengaja dari alat tajam yang terinfeksi.

HBV dapat hidup di permukaan luar tubuh setidaknya selama tujuh hari. Jadi, alat-alat bekas yang belum disterilkan masih bisa membawa virus.

Sedangkan, cara penularan HIV hampir mirip dengan hepatitis B. Virus HIV dapat menyebar melalui darah, air mani, cairan vagina, ASI, dan cairan dubur orang yang terinfeksi.

Virus tersebut bisa masuk ke tubuh saat berhubungan seks tanpa kondom, berbagi jarum suntik untuk narkoba, tranfusi darah, ibu ke janin, dan melalui ASI.

HBV kronis berkembang lebih cepat menjadi sirosis, atau penyakit hati stadium akhir, dan kanker hati pada orang dengan koinfeksi HIV dibandingkan pada orang yang hanya terinfeksi HBV.

Namun, HBV kronis tampaknya tidak menyebabkan HIV menyebar lebih cepat pada orang dengan koinfeksi HIV/HBV.

Memahami perbedaan hepatitis B dan HIV sangatlah penting sehingga Anda dapat lebih waspada dalam melakukan hal-hal yang berisiko meningkatkan penularan virus dari orang lain.

Mengingat mudahnya penularan kedua penyakit ini, penting untuk dilakukan pencegahan, seperti melakukan perubahan gaya hidup yang lebih sehat dan melakukan vaksin.

Baca juga: Apakah Hepatitis B Bisa Sembuh? Berikut Penjelasannya…

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com