Apakah Cuka Sari Apel Aman untuk Penderita GERD? Ini Penjelasannya...

Faktanya, belum ada penelitian di jurnal medis yang menyelidiki efek cuka sari apel terhadap refluks asam dan heartburn, yang merupakan gejala GERD.

Baca juga: Obat GERD dan Efek Sampingnya yang Perlu Diperhatikan

Apa risiko cuka sari apel untuk penderita GERD?

Masih menurut Medical News Today, risiko penggunaan cuka sari apel secara umum untuk mengatasi GERD sangatlah kecil.

Namun, belum ada penelitian yang memastikan keamanan penggunaan cuka sari apel dalam jangka panjang untuk penderita GERD.

Bagi sebagian orang, justru cuka sari apel memperburuk gejala GERD, heartburn.

Mereka yang memiliki saluran pencernaan yang sudah teriritasi parah, mungkin akan mengalami rasa terbakar dan iritasi tingkat lanjut setelah mengonsumsi cuka sari apel.

Sehingga, konsumsi cuka sari apel tidak disarankan untuk penyakit GERD, yang mengalami refluks asam dan heartburn tingkat sedang hingga parah.

Hanya bagi Anda yang memiliki refluks asam ringan, bisa mencoba menggunakan cuka sari apel sebagai obat ala rumahan.

Anda harus mencampur satu sendok teh hingga satu sendok makan cuka sari apel ke dalam segelas air.

Air cuka sari apel itu dapat Anda konsumsi sebelum atau sesudah makan untuk meredakan refluks asam.

Baca juga: Kenali Komplikasi GERD yang Tidak Boleh Disepelekan

Mengutip Cleveland Clinic, ada pun efek samping cuka sari apel yang lainnya antara lain:

• Penurunan kalium

Jangan gunakan cuka sari apel jika Anda memiliki kadar kalium rendah, yang juga dikenal sebagai hipokalemia. Ada kemungkinan Anda dapat memperburuk kondisinya.

• Mual dan muntah

Tidak semua orang bisa mentolerir rasa cuka sari apel. Jika itu membuat Anda merasa mual atau jika rasanya membuat Anda tidak nyaman, hentikan penggunaannya.

• Interaksi dengan obat-obatan

Cuka sari apel berinteraksi dengan beberapa obat, termasuk insulin dan diuretik.

Orang yang mengonsumsi obat atau suplemen apa pun sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum rutin mengonsumsi cuka sari apel.

Baca juga: Apakah Penyakit GERD Itu Berbahaya?