Pola makan tinggi natrium dapat meningkatkan tekanan darah, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan jantung.
Merujuk Kementerian Kesehatan asupan garam yang ideal adalah 2.000 miligram (mg) atau setara 1 sendok teh garam per orang per hari.
Sebagian besar mi instan mengandung MSG. Ini adalah bahan tambahan yang digunakan untuk meningkatkan rasa makanan menjadi lebih gurih dan membuatnya lebih enak.
Beberapa penelitian menemukan bahwa konsumsi MSG yang sangat tinggi terakit dengan penambahan berat badan dan tekanan darah.
Keduanya merupakan faktor risiko penyakit jantung.
Baca juga: Yang Terjadi pada Tubuh jika Kita Makan Mi Instan Setiap Hari
Mi instan adalah makanan olahan tinggi. Sebelum dikemas, mi ini digoreng dengan minyak sawit, lemak babi, atau mentega.
Bumbunya mungkin juga mengandung minyak yang tinggi lemak jenuhnya. Oleh karenanya, mi instan bisa mengandung banyak lemak jahat.
Lemak jenuh, jika dikonsumsi secara berlebihan atau teratur, dapat meningkatkan kadar low-density lipoprotein (LDL atau kolesterol jahat) dalam darah.
Kolesterol tinggi meningkatkan risiko penyakit jantung.
Oleh karena itu, penting untuk kamu membatasi makan mi instan.
Kamu juga bisa meningkatkan nilai gizi sasat makan mi instan dengan menambahkan mi instan dengan sumber protein, serat, vitamin, dan mineral. Misalnya, telur dan sayur.
Meskipun makan mi instan sesekali tidak membahayakan kesehatanmu, mengonsumsinya secara teratur dapat membahyakan kesehatan jantungmu. Apalagi, didukung oleh gaya hidupmu yang tidak sehat lainnya.
Baca juga: Bolehkah Anak-anak Makan Mi Instan? Berikut Faktanya...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.