Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali 10 Penyakit Terbanyak yang Jadi Penyebab Kematian di Dunia

Kompas.com - 22/01/2024, 05:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Ada beberapa penyakit umum yang menjadi penyebab kematian orang-orang di dunia.

Penyebab kematian ini bisa berubah seiring berjalannya waktu, pengembangan teknologi, tindakan pencegahan, dan layanan kesehatan.

Mengutip Our World in Data, penyakit penyebab kematian di masa lalu yang mendominasi adalah penyakit menular.

Baca juga: Resistensi Antimikroba di Ruang ICU jadi Penyebab Kematian

Namun, angka kematian akibat penyakit menular telah menurun dan menyebabkan pergeseran penyebab utama kematian di dunia.

Saat ini, penyakit tidak menular justru merupakan penyebab kematian paling umum secara global.

Merujuk data terakhir Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dirilis pada 2020, ada sebanyak 55,4 juta kematian terjadi di seluruh dunia pada 2019.

Baca juga: 5 Macam Penyakit Penyebab Kematian Saat Tidur yang Harus Diwaspadai

Secara global, 7 dari 10 penyebab utama kematian pada tahun 2019 adalah penyakit tidak menular.

Ketujuh penyebab ini menyumbang 44 persen dari seluruh kematian atau 80 persen dari 10 penyebab utama kematian.

Namun, semua penyakit tidak menular secara keseluruhan menyumbang 74 persen kematian secara global pada 2019.

Berikut artikel ini akan mengulas secara ringkas 10 penyakit terbanyak yang menjadi penyebab kematian di dunia.

Baca juga: 4 Penyebab Kematian pada Penderita Diabetes yang Perlu Diwaspadai

Macam penyakit penyebab kematian di dunia

Berikut 10 penyakit teratas penyebab kematian di dunia yang perlu diwaspadai beserta gejalanya:

  • Penyakit jantung iskemik

Pembunuh terbesar di dunia adalah penyakit jantung iskemik, yang menyebabkan 16 persen dari total kematian di dunia.

Sejak 2000, peningkatan kematian terbesar disebabkan oleh penyakit ini, meningkat lebih dari 2 juta menjadi 8,9 juta kematian pada 2019.

Mengutip Advocate Health Care, penyakit jantung iskemik adalah masalah jantung yang disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah jantung (penyakit arteri koroner), sehingga jantung melemah.

Saat jantung Anda melemah, jantung harus bekerja lebih keras untuk mengirimkan darah ke seluruh tubuh Anda.

Hal ini dapat meningkatkan risiko penggumpalan darah , penyakit katup jantung, gagal jantung, irama jantung tidak normal (aritmia) dan masalah lainnya.

Gejala penyakit jantung iskemik mungkin tidak muncul pada awalnya. Ketika penyakit memburuk, gejalanya bisa semakin nyata, seperti:

    • Nyeri dada, terutama setelah aktivitas fisik
    • Pusing atau pingsan
    • Jantung berdebar-debar atau berdetak kencang
    • Sesak napas
    • Bengkak di kaki atau pergelangan kaki

Baca juga: 6 Penyebab Kematian Mendadak Selain Karena Serangan Jantung

  • Stroke

Stroke adalah penyebab kematian terbesar ke-2 yang menyebabkan sekitar 11 persen dari total kematian di dunia.

Menurut Mayo Clinic, stroke terjadi ketika suplai darah ke bagain otak terhambat atau berkurang. Kondisi ini merupakan keadaan darurat medis.

Gejala stroke meliputi berikut:

    • Kesulitan berbicara dan memahami apa yang dikatakan orang lain
    • Mati rasa, kelemahan, atau kelumpuhan pada wajah, lengan, atau kaki
    • Masalah penglihatan pada satu atau kedua mata
    • Sakit kepala
    • Kesulitan berjalan

Beberapa pengobatan paling efektif bila diberikan segera setelah stroke dimulai.

  • Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)

Penyakit paru obstruktif kronik ke-3 yang berkontribusi sebesar sekitar 6 persen dari 55,4 juta kematian di dunia.

Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah penyakit peradangan paru kronis yang menyebabkan terhambatnya aliran udara dari paru-paru.

Gejala PPOK sering kali tidak muncul sampai terjadi kerusakan paru-paru yang signifikan, dan biasanya memburuk seiring berjalannya waktu, terutama jika paparan rokok terus berlanjut.

Gejala PPOK meliputi berikut:

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau