Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Apa Itu Sindrom Stevens Johnson, Penyebab, dan Gejalanya

Kompas.com - 26/02/2024, 21:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Sindrom Stevens Johnson adalah keadaan darurat medis.

Mengutip Mayo Clinic, penyakit ini menyebabkan munculnya ruam didahulu dengan demam, sakit mulut dan tenggorokan.

Ini termasuk penyakit langka yang penyebabkan belum dapat diprediksi.

Berikut artikel ini akan mengulas lebih lanjut mengenai pengertian Sindrom Stevens Johnson, penyebab, serta gejalanya.

Baca juga: Macam-macam Penyakit Kulit yang Perlu Diketahui

Apa itu Sindrom Stevens Johnson?

Sindrom Stevens Johnson (SJS) adalah kelainan serius pada kulit dan selaput lendir yang jarang terjadi.

Dikutip dari Cleveland Clinic, ini kondisi kulit serius yang menyebabkan kulit Anda mengalami ruam, melepuh, dan kemudian mengelupas.

Selaput lendir Anda, termasuk mata, alat kelamin dan mulut, juga terpengaruh.

Bentuk yang lebih parah dari kondisi ini disebut nekrolisis epidermal toksik (TEN), seperti penjelasan Mayo Clinic.

Ini melibatkan lebih dari 30 persen permukaan kulit dan kerusakan luas pada selaput lendir.

Jika kondisi Anda disebabkan oleh suatu obat, Anda harus menghindari obat tersebut secara permanen dan obat lain yang sejenis.

Baca juga: Tanda-tanda Penyakit Kulit dari Jerawat hingga Lupus

Apa penyebab Sindrom Stevens Johnson?

Disari dari Cleveland Clinic dan Mayo Clinic, penyebab Sindrom Stevens Johnson bisa meliputi:

  • Reaksi alergi terhadap suatu obat
  • Infeksi, seperti pneumonia mikoplasma, herpes, hepatitis A, dan HIV
  • Efek vaksinasi
  • Penyakit graft versus host (GvHD)
  • Tidak diketahui penyebabnya

Dokter Anda mungkin tidak dapat mengidentifikasi penyebab pastinya, tetapi biasanya kondisi ini dipicu oleh pengobatan, infeksi, atau keduanya.

Anda mungkin bereaksi terhadap obat saat Anda menggunakannya atau hingga dua minggu setelah Anda berhenti menggunakannya.

Baca juga: Penyebab Sindrom Stevens Johnson, Penyakit Langka Pada Kulit

Obat-obatan yang dapat menyebabkan sindrom Stevens Johnson antara lain:

  • Obat anti-asam urat, seperti allopurinol
  • Obat untuk mengatasi kejang dan penyakit jiwa (antikonvulsan dan antipsikotik)
  • Sulfonamida antibakteri, termasuk sulfasalazine
  • Nevirapin (Viramune, Viramune XR)
  • Obat pereda nyeri, seperti acetaminophen (Tylenol, lainnya), ibuprofen (Advil, Motrin IB, lainnya) dan naproxen sodium (Aleve)

Banyak kasus SJS terjadi pada anak-anak dan orang dewasa berusia kurang dari 30 tahun, tetapi juga terjadi pada orang lain, terutama orang lanjut usia.

Kasus SJS lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan pria.

Infeksi, seperti pneumonia, kemungkinan besar menjadi penyebab SJS pada anak-anak, sedangkan obat-obatan kemungkinan besar menjadi penyebab SJS/TEN pada orang dewasa.

Baca juga: Kenali Apa itu Reye Syndrome, Penyakit Langka yang Fatal untuk Anak

Apa saja gejala Sindrom Stevens Johnson?

Gejala sindrom Stevens-Johnson meliputi:

  • Nyeri pada kulit
  • Demam
  • Pegal-pegal
  • Ruam merah atau bercak merah pada kulit
  • Batuk
  • Lepuh dan luka pada kulit dan selaput lendir mulut, tenggorokan, mata, alat kelamin dan anus
  • Kulit mengelupas
  • Mengiler karena sakit ketika menutup mulut
  • Mata tertutup rapat karena lecet dan bengkak
  • Buang air kecil yang nyeri akibat selaput lendir yang melepuh

Baca juga: Mengenal Sindrom William, Penyakit Langka yang Belum Ada Obatnya

Jika penyakit langka ini disebabkan oleh obat, gejalanya akan muncul sekitar satu hingga tiga minggu setelah Anda mulai minum obat.

Penyakit mirip flu (demam, batuk dan sakit kepala, nyeri kulit) pertama-tama diikuti dengan ruam dan kemudian mengelupas.

Dalam kasus TEN, beberapa orang bahkan mengalami kerontokan rambut dan kuku.

Jika Anda mengalami kondisi ini, kemungkinan besar Anda memerlukan rawat di rumah sakit.

Perawatan berfokus pada menghilangkan penyebabnya, merawat luka, mengendalikan rasa sakit, dan meminimalkan komplikasi seiring pertumbuhan kembali kulit.

Diperlukan waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan untuk pulih.

Baca juga: 31 Penyakit Langka yang Telah Didiagnosis dan Ditangani di Indonesia

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau