Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Pneumothorax: Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

Kompas.com - 17/04/2024, 19:00 WIB
Rini Agustin,
Khairina

Tim Redaksi

  • Trauma dada akibat kecelakaan lalu lintas, dapat menyebabkan cedera tertutup maupun terbuka.
  • Patah tulang rusuk.
  • Pukulan keras pada dada akibat olahraga, biasanya menyebabkan cedera tertutup.
  • Luka tusuk atau luka tembak pada dada.
  • Prosedur-prosedur medis yang dapat mencederai paru-paru. Contohnya seperti pemasangan central line, pemakaian ventilator, biopsi jaringan paru, dan CPR.
  • Scuba diving dan mendaki gunung juga dapat menyebabkan PTX, karena perubahan ketinggian yang menyebabkan adanya gelembung-gelembung udara pada paru, sehingga dapat menyebabkan ruptur dan kemudian kolaps.

Adapun berdasarkan tingkat keparahannya, pneumothorax dapat diklasifikasikan menjadi:

1. Simple pneumothorax

Pada kondisi simple pneumothorax, hanya sebagian paru-paru yang kolaps, tetapi bisa menyebabkan penurunan kadar oksigen dalam darah dan sesak napas.

Simple pneumothorax bukan kondisi darurat, tetapi tetap perlu dipantau.

Baca juga: 5 Perbedaan Paru-paru Perokok dan Bukan Perokok

2. Tension pneumothorax

Pada tension pneumothorax, seluruh bagian paru-paru kolaps sehingga menyebabkan penurunan fungsi jantung dan organ tubuh lain.

Tension pneumothorax dapat menyebabkan kematian bila tidak segera ditangani.

3. Open pneumothorax

Pada open pneumothorax, terdapat lubang terbuka di dada sehingga udara luar bisa keluar masuk ke dalam rongga pleura.

Jika lubangnya semakin besar, maka paru-paru akan makin mengempis sehingga penderitanya dapat sulit bernapas.

Adapun melansir dari Mayo Clinic, beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya pneumothorax adalah:

  • Cedera pada dada, misalnya akibat luka tembak, luka tusuk, benturan, patah tulang rusuk, atau prosedur medis, seperti biopsi dan CPR.
  • Penyakit paru-paru, seperti penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), asma, batuk rejan, kanker paru-paru, dan cystic fibrosis.
  • Pecahnya kantung berisi udara (bleb) di luar paru-paru akibat emfisema atau PPOK.
  • Gangguan keseimbangan tekanan udara di dalam dada akibat penggunaan alat bantu pernapasan (ventilator).

Baca juga: Penyebab Kanker Paru-paru Stadium 4 yang Perlu Diketahui

Gejala pneumothorax

Pneumothorax terjadi karena tekanan udara di rongga pleura meningkat dan menekan paru-paru sehingga menghalangi paru-paru mengembang saat penderita menarik napas.

Kondisi ini dapat memicu sejumlah gejala seperti:

  • Nyeri dada atau bahu seperti tertusuk, yang memburuk ketika menarik napas panjang atau batuk.
  • Batuk-batuk.
  • Detak jantung meningkat.
  • Napas cepat.
  • Kelelahan.
  • Sesak napas.
  • Warna kulit kebiruan (sianosis).
  • Keringat dingin.
  • Lemas.

Pengobatan pneumothorax

Pengobatan pneumothorax bertujuan untuk mengurangi tekanan di paru-paru agar paru-paru bisa mengembang dengan baik dan untuk mencegah kambuhnya penyakit ini.

Metode penanganan yang akan dipilih dokter tergantung pada tingkat keparahan dan kondisi pasien.

Baca juga: Apakah AC Berbahaya bagi Paru-paru? Berikut Penjelasannya…

Beberapa metode penanganan yang dapat digunakan untuk menangani pneumothorax antara lain:

1. Pemantauan atau observasi

Jika hanya sebagian kecil paru-paru pasien yang kolaps dan tidak ada gangguan pernapasan berat, dokter mungkin hanya akan memantau kondisi pasien.

Pemantauan dilakukan dengan menjalankan foto Rontgen secara berkala sampai paru-paru pasien bisa mengembang kembali.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau