Dokter juga akan memberikan oksigen jika pasien sulit bernapas atau kadar oksigen di dalam tubuhnya menurun.
Selama masa pemantauan, dokter akan meminta pasien tidak melakukan aktivitas berat, bepergian menggunakan pesawat terbang atau menyelam, sampai paru-paru pulih.
Baca juga: Tak Hanya Paru-Paru, Merokok juga Pengaruhi Kesuburan
Jika sebagian besar paru-paru sudah kolaps, dokter harus mengeluarkan kumpulan udara di rongga pleura. Untuk melakukannya, dokter dapat menggunakan metode aspirasi jarum.
Metode ini dilakukan dengan menusukkan jarum ke dalam dada pasien.
Pemasangan selang dada dilakukan dengan memasukkan selang melalui sayatan di sela-sela tulang dada sehingga udara bisa keluar melalui selang tersebut.
Untuk mencegah kambuhnya paru-paru kolaps, dokter akan melakukan prosedur pleurodesis. Tindakan ini dimulai dengan membuat sayatan di sela tulang dada pasien.
Selanjutnya, dokter akan memasang tabung khusus untuk menyalurkan bahan kimia tertentu, seperti doxycycline.
Bahan kimia tersebut akan melekatkan paru-paru ke dinding dada sehingga mencegah udara luar masuk ke dalam rongga dada.
Baca juga: 10 Gejala Kanker Paru-paru Stadium 4, Pantang Disepelekan
Operasi dilakukan jika metode penanganan lain tidak efektif atau pneumothorax kembali kambuh. Operasi dilakukan untuk memperbaiki bagian paru-paru yang bocor.
Pada kasus yang parah, dokter akan melakukan lobektomi, yaitu pengangkatan bagian paru-paru yang kolaps.
Tujuan utama terapi oksigen pada pneumothorax adalah untuk meningkatkan kadar oksigen dalam darah sehingga pasien dapat bernapas lebih mudah dan merasa lebih nyaman.
Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan pasien aliran oksigen melalui masker oksigen atau alat bantu pernapasan lainnya.
Belum diketahui bagaimana cara mencegah pneumothorax. Namun, bila Anda memiliki riwayat pneumothorax, cegah kambuhnya kondisi ini dengan melakukan upaya berikut:
Baca juga: 8 Cara Membersihkan Paru-paru Perokok setelah Berhenti Merokok
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.