Hal ini dijelaskan dalam jurnal ilmiah berjudul "Pomegranate for Prevention and Treatment of Cancer: An Update di Multidisciplinary Digital Publishing Institute".
Menurut studi tersebut, delima menunjukkan aktivitas antioksidan kuat ketimbang anggur merah dan teh hijau. Buah dengan biji-biji kecil ini juga kaya akan antosianin, ellagitanin, dan tanin.
Baca juga: Studi: Jus Buah Berpemanis Tingkatkan Risiko Diabetes Tipe 2 pada Anak Laki-Laki
Senyawa-senyawa tersebut memiliki sifat antiinflamasi, anti-proliferatif, dan anti-tumorigenik.
Meski begitu, masih membutuhkan penelitian lebih lanjut terkait khasiat buah delima dengan penyakit kanker.
Buah delima mengandung antioksidan polifenol yang disebut punicalagins.
Senyawa ini mampu mencegah penebalan dinding arteri dan penumpukan plak kolesterol jahat dalam tubuh.
Jika dikonsumsi secara rutin, buah delima dapat menurunkan risiko terkena penyakit stroke hingga serangan jantung.
Akan tetapi, manfaat buah delima dalam menurunkan kolesterol masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Baca juga: 8 Buah untuk Menurunkan Darah Tinggi, Ada Pisang dan Alpukat
Ekstrak delima berpotensi membantu mengurangi risiko pembentukan batu ginjal.
Selain itu, nutrisi yang terkandung dalam buah ini juga dapat berperan dalam mengatur tingkat oksalat, kalsium, dan fosfat dalam darah.
Secara keseluruhan, ini dapat memberikan dukungan bagi kesehatan saluran kemih.
Sejak lama, buah delima digunakan sebagai pengawet makanan. Ini menandakan bahwa kandungan aktif dari buah delima bisa melawan antimikroba.
Sifat antimikroba buah delima ternyata berasal dari asam ellagic dan tanin.
Di samping itu, studi pada Advanced Biomedical Research menunjukkan bahwa penggunaan ekstrak buah delima dapat mempercepat proses penyembuhan luka dan mencegah perdarahan lebih parah.
Baca juga: Manfaat Buah Apel untuk Mengontrol Kadar Kolesterol Secara Alami
Manfaat buah delima lainnya adalah meningkatkan daya tahan tubuh berkat kandungan vitamin C yang bersifat antioksidan di dalamnya.