Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Gejala Campak pada Orang Dewasa dan Cara Mengobatinya

Kompas.com - 02/05/2024, 09:00 WIB
Rini Agustin,
Khairina

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Campak merupakan penyakit menular, gejalanya tampak dengan munculnya ruam merah pipi di sekujur tubuh penderitanya.

Penularan virus campak dapat terjadi melalui kontak langsung dengan penderita dan melalui udara.

Sebagian orang menganggap penyakit campak hanya terjadi pada anak-anak. Padahal, orang dewasa juga bisa terkena dan bahkan lebih berisiko mengalami komplikasi yang parah.

Campak pada orang dewasa biasanya terjadi pada mereka yang belum pernah vaksin, maupun belum pernah terkena campak.

Mari kenali lebih jauh mengenai campak pada orang dewasa melalui pembahasan berikut ini.

Baca juga: 5 Perbedaan Cacar Monyet, Cacar Air, dan Campak menurut Dokter

Gejala campak pada orang dewasa

Sama halnya dengan campak pada anak-anak, penyebab utama campak adalah virus paramyxovirus.

Penularannya juga masih sama yakni melalui bersin, batuk dan sentuhan barang yang sudah terkontaminasi dengan virusnya.

Jadi, ketika seseorang menghirup udara yang tercemar air liur penderita campak maka berpotensi untuk tertular.

Gejala campak pada dewasa umumnya baru muncul sekitar 10–14 hari setelah seseorang terpapar virus.

Melansir dari Vinmec, berikut adalah beberapa gejala campak pada orang dewasa yang perlu diketahui.

Baca juga: Apakah Penyakit Campak Bisa Disembuhkan? Berikut Faktanya...

  • Demam tinggi hingga 40°C.
  • Mata merah dan berair (konjungtivitis).
  • Sensitif terhadap cahaya.
  • Pilek, batuk, dan sakit tenggorokan.
  • Kelelahan.
  • Menurunnya nafsu makan.
  • Sakit dan nyeri otot.
  • Diare.
  • Mual dan muntah.
  • Ruam merah pada sekujur tubuh.
  • Bercak putih keabu-abuan pada membran mukosa, seperti mulut dan tenggorokan.

Selang dua atau tiga hari, bintik-bintik putih keabuan akan timbul pada mulut dan tenggorokan.

Kondisi ini juga dapat disertai dengan munculnya ruam kulit berwarna merah kecokelatan yang dimulai dari sekitar garis rambut, kemudian menyebar luas ke seluruh tubuh.

Gejala campak pada orang dewasa dan anak-anak biasanya hampir sama. Namun, penyakit yang terjadi saat dewasa bisa menimbulkan gejala dan komplikasi yang lebih berat.

Komplikasi campak pada orang dewasa

Sebagian besar penderita campak sembuh dalam beberapa hari. Akan tetapi, pada pasien yang memiliki daya tahan tubuh lemah akibat HIV/AIDS, malnutrisi, atau kanker, campak dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti:

  • Dehidrasi akibat diare dan muntah.
  • Peradangan pita suara (laringitis).
  • Infeksi telinga, yang bisa mengakibatkan tuli.
  • Pneumonia (radang paru-paru).
  • Kebutaan.

Baca juga: Bagaimana Virus Campak Menular ke Manusia?

Pada ibu hamil, terutama yang belum mendapatkan imunisasi, campak dapat menyebabkan sejumlah komplikasi pada janin, seperti kelahiran prematur, lahir dengan berat badan rendah, dan bahkan kematian janin.

Pada kasus yang jarang terjadi, campak juga dapat menimbulkan komplikasi berat berupa:

  • Ensefalitis (radang otak).
  • Hepatitis (radang hati).
  • Perikarditis (radang selaput jantung). 
  • Disseminated intravascular coagulation (DIC).

Pengobatan campak pada orang dewasa

Tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit campak pada orang dewasa maupun anak-anak.

Infeksi virus dan gejala campak dapat hilang sendiri, lalu pasien akan membaik dalam 10–14 hari.

Baca juga: Berbagai Hal Seputar Campak yang Harus Orangtua Ketahui

Meski begitu, beberapa cara berikut ini dapat dilakukan untuk meredakan gejala dan mempercepat proses pemulihan saat terkena campak.

  • Mengurangi aktivitas dan beristirahat yang cukup agar sistem imun lebih kuat melawan infeksi virus di dalam tubuh.
  • Membatasi kontak dengan lingkungan sekitar, misalnya dengan izin bekerja serta memisahkan perlengkapan makan atau mandi di rumah.
  • Memperhatikan asupan makanan sehat dan menambahkan suplemen vitamin A bila perlu untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
  • Minum banyak air putih untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat demam, diare, atau muntah.
  • Meminum obat pereda nyeri yang dijual bebas, seperti paracetamol, untuk membantu menurunkan demam dan mengurangi rasa sakit.
  • Memakai uap air hangat atau humidifier untuk melembabkan udara. Ini dapat membantu meredakan gejala pilek, hidung tersumbat, dan batuk.
  • Menghindari paparan cahaya yang terang bila mata sakit atau sensitif terhadapnya.

Vaksinasi merupkan langkah utama untuk mencegah campak. Jenis vaksin yang digunakan ialah vaksin MMR untuk campak (measles), gondongan (mumps), dan campak jerman (rubella).

Apabila Anda belum pernah atau tidak yakin pernah memperoleh vaksin MMR ketika kecil, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter.

Selain vaksinasi, Anda juga dapat mencegah infeksi dengan menjaga kekebalan tubuh.

Baca juga: Apakah Penderita Campak Boleh Mandi? Begini Jawaban Dokter…

Caranya dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang serta menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau