KOMPAS.com - Astigmatisme atau mata silinder adalah kondisi refraktif pada mata di mana permukaan kornea tidak memiliki kelengkungan yang merata, sehingga menyebabkan fokus cahaya yang tidak sempurna pada retina.
Mata silinder bisa membuat pandangan pengidapnya menjadi kabur, baik dari dekat maupun jauh. Hal yang perlu diingat, astigmatisme ini bisa dialami siapa saja tanpa pandang bulu.
Gangguan refraksi ini merupakan masalah mata yang paling umum terjadi. Menurut data infografis dari Kementerian Kesehatan RI, gangguan refraksi menempati urutan pertama sebagai gangguan mata yang paling banyak dialami oleh masyarakat dunia sejumlah 48,99 persen.
Lantas, apa penyebab mata silinder dan bagaimana mengobatinya?
Baca juga: Hapus Riasan Mata Kurang Bersih Bisa Sebabkan Penyakit Ini...
Mata silinder adalah gangguan refraksi mata, sama halnya dengan rabun jauh (miopia) atau rabun dekat (hiperopia), yang terjadi akibat mata tidak mampu membiaskan cahaya sehingga titik fokus tidak tepat pada retina.
Dilansir dari American Academy of Ophthalmology, mata silinder disebabkan oleh kelengkungan kornea atau lensa mata yang tidak teratur.
Bila kornea atau lensa mata tidak melengkung secara merata, maka sinar cahaya tidak akan dibiaskan dengan benar.
Hal inilah yang membuat pandangan menjadi kabur atau terdistorsi pada jarak dekat atau pun jauh.
Mata silinder boleh dibilang sebagai keluhan mata yang sangat umum. Sayangnya, hingga kini para ahli belum mengetahui pasti mengapa bentuk kornea dapat berbeda pada setiap orang.
Namun, ada dugaan kalau penyebab mata silinder ini faktor genetik dari orangtua. Di samping itu, seseorang juga bisa mengalami astigmatisme ketika mengalami cedera mata atau operasi mata.
Baca juga: 5 Kelainan Kelopak Mata Beserta Gejalanya
Hal yang perlu diketahui, mata silinder tidak disebabkan oleh kebiasaan yang keliru. Misalnya, membaca dalam cahaya yang redup atau menonton televisi dengan jarak yang sangat dekat. Singkat kata, menurut ahli, pendapat tersebut hanya mitos belaka.
Selain penyebab mata silinder di atas, ada pula beberapa faktor risiko atau penyebab mata silinder lainnya yang mesti diwaspadai antara lain:
Dikutip dari Mayo Clinic, mata silinder pada anak atau orang dewasa tergolong sangat ringan dan tak membutuhkan pengobatan.
Pengobatan mata silinder juga bukan bertujuan untuk mengobati, tetapi memperbaiki kualitas penglihatan dengan menggunakan kacamata, lensa, atau melalui prosedur bedah mata menggunakan sinar laser.
Lensa korektif contohnya, dapat membuat cahaya fokus saat menyentuh kornea mata pengidap astigmatisme yang memiliki permukaan atau lengkungan tidak rata.
Dengan begini, cahaya yang masuk ke dalam mata dapat jatuh tepat di retina. Pengidap astigmatisme dapat menggunakan lensa korektif dalam bentuk kaca mata atau lensa mata.
Pastinya kacamata atau lensa ini akan disesuaikan dengan kenyamanan dan rekomendasi yang diberikan oleh dokter.
Adapun pengobatan menggunakan sinar laser bertujuan untuk memperbaiki jaringan pada kornea mata yang tidak melengkung seperti seharusnya.
Jaringan sel terluar yang ada pada permukaan kornea akan diangkat terlebih dulu sebelum sinar laser digunakan untuk mengubah bentuk kornea dan memulihkan kemampuan mata memfokuskan cahaya.
Baca juga: Tanda-tanda Kolesterol Tinggi pada Mata
Prosedur ini umumnya membutuhkan waktu paling lama setengah jam. Selanjutnya, kornea dijaga untuk dipulihkan kondisinya.
Beberapa jenis prosedur operasi yang menggunakan bantuan laser untuk pengobatan astigmatisme, yaitu LASIK (laser-assisted in situ keratomileusis), LASEK (laser sub-epithelial keratomileusis), dan fotorefraktif keratektomi (PRK).
Itulah penjelasan mengenai penyebab mata silinder dan cara mengatasinya. Apabila Anda memiliki masalah terkait penglihatan, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.