KOMPAS.com - Minyak sayur mengandung lemak tak jenuh ganda (polyunsaturated fats/PUFA), yang meliputi asam lemak omega-3 dan omega-6.
Mengutip Very Well Health, lemak tak jenuh ganda penting untuk menggantikan lemak jenuh dan lemak trans.
Baca juga: 3 Alasan Minyak Sayur Buruk untuk Kesehatan
Namun, tidak semua minyak sayur itu sama efeknya untuk kesehatan.
Tidak semua ahli setuju minyak sayur digunakan menjadi bahan utama, terutama untuk memasak.
Baca terus artikel ini yang akan mengulas lebih lanjut tentang minyak sayur.
Baca juga: Sering Dipakai untuk Memasak, Ini Bahaya Minyak Sayur
Dikutip dari Eating Well, minyak sayur adalah minyak yang diekstrak dari sayuran tertentu, seperti jagung dan kacang kedelai.
Minyak yang berasal dari biji-bijian disebut juga sebagai minyak sayur.
Di sisi lain, minyak yang diekstrak dari buah (seperti minyak zaitun dan alpukat) mungkin atau mungkin tidak termasuk dalam klasifikasi minyak sayur, tergantung pada definisi seseorang terhadap istilah tersebut.
Minyak-minyak ini berbentuk cair pada suhu ruangan, dan kebanyakan memiliki rasa yang lembut.
Minyak sayur dapat diproduksi dengan berbagai cara. Beberapa minyak diekstraksi dari sumber aslinya menggunakan pelarut kimia.
Minyak hasil pengepresan dingin diproduksi dengan memberikan tekanan pada tanaman untuk mengekstrak minyak.
Baca juga: 6 Manfaat Minyak Kelapa untuk Perawatan Kulit yang Perlu Diketahui
Minyak sayur mengandung asam lemak tak jenuh ganda (PUFA), yang terdapat asam lemak omega-3 dan omega-6.
Minyak sayur tertentu dapat mengandung asam lemak omega-6 yang cukup kaya.
Kedua jenis omega tersebut penting untuk mendukung kesehatan kita secara keseluruhan.
Akan tetapi, mengonsumsi asam lemak omega-6 dalam jumlah besar dan asam lemak omega-3 yang rendah tidak baik untuk kesehatan.