KOMPAS.com - Minum minuman manis setiap hari meningkatkan risiko Anda menderita berbagai penyakit kronis hingga kematian dini.
Mengutip laman Kementerian Kesehatan RI, sudah terdapat penelitian menunjukkan bahwa konsumsi 2–6 gelas minuman manis setiap minggunya dapat meningkatkan risiko kematian sebesar 6 persen.
Sementara, mengonsumsi 1–2 gelas minuman manis setiap hari dapat meningkatkan risiko kematian sebesar 14 persen.
Baca juga: Bagaimana Hobi Minuman Manis Bisa Jadi Penyebab Gagal Ginjal
Semakin sering dan semakin banyak jumlah minuman manis yang Anda konsumsi, meningkatkan risiko kematian Anda.
Penelitian yang diterbitkan oleh Chan School of Public Health, Harvard University, pada Maret 2019, menganalisis data dari 37 ribu laki-laki dan 80 ribu perempuan selama 30 tahun.
Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa semakin banyak minuman bergula yang dikonsumsi seseorang, semakin besar pula risiko kematian dini bagi orang tersebut.
Risiko kematian ini terkait dengan dampak buruk minuman manis terhadap kesehatan Anda.
Baca juga: Penderita Pembesaran Prostat Hindari Minuman Manis Selama Mudik
Konsumsi gula secara berlebihan ini dikaitkan dengan peningkatan berat badan dan munculnya beragam penyakit, seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan beberapa jenis kanker.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa minum 1–2 gelas minuman manis setiap harinya dapat meningkatkan risiko terjadinya diabetes tipe 2 sebanyak 26 persen.
Baca terus artikel ini untuk mempelajari lebih lanjut tentang pengaruh minuman manis terhadap risiko kesehatan dan kematian dini seseorang.
Baca juga: Hobi Konsumsi Minuman Manis Bisa Memicu Gangguan Irama Jantung
Berbagai ulasan media kesehatan menunjukkan minuman manis terkait dengan berbagai masalah kesehatan, sehingga meningkatkan risiko kematian dini. Apalagi, jika minuman ini dikonsumsi rutin setiao hari.
Disari dari Harvard School of Public Health dan Healthline, berikut uraian dampak buruk minum minuman manis terhadap kesehatan:
Minuman manis biasanya mengandung banyak gula tambahan dalam bentuk fruktosa.
Fruktosa tidak menurunkan hormon lapar ghrelin untuk merangsang rasa kenyang dengan cara yang sama seperti glukosa, gula yang terbentuk saat Anda mencerna makanan bertepung.
Jadi, ketika Anda mengonsumsi gula cair, Anda tetap akan banyak makan karena minuman ini tidak membuat Anda kenyang. Namun, asupan kalori Anda bertambah.
Dalam sebuah penelitian, orang yang minum soda manis sebagai tambahan dari pola makan mengonsumsi 17 persen lebih banyak kalori dibanding sebelumnya.
Alhasil, penelitian menunjukkan bahwa orang yang minum minuman manis secara konsisten mengalami kenaikan berat badan lebih banyak dibandingkan orang yang tidak meminumnya.
Baca juga: 6 Bahaya Konsumsi Minuman Manis Terlalu Banyak
Orang yang mengonsumsi minuman manis secara rutin, 1 hingga 2 kaleng sehari atau lebih, memiliki risiko 26 persen lebih besar terkena diabetes tipe 2 dibandingkan orang yang jarang mengonsumsi minuman tersebut.
Risiko tersebut bahkan lebih besar pada orang dewasa muda dan orang Asia.
Ini ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah akibat resistensi insulin karena asupan fruktosa yang berlebihan.
Ketika Anda biasa minum minuman manis, sel-sel tubuh Anda mungkin menjadi kurang sensitif terhadap hormon insulin.
Hormon insulin berfungsi untuk mengontrol kadar gula darah agar stabil. Hormon ini diproduksi ketika kadar gula darah tinggi, seperti ketika Anda baru mengonsumsi makanan dan minuman manis.
Sebuah penelitian yang mengamati 40.000 pria selama dua dekade menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi rata-rata satu kaleng minuman manis per hari memiliki risiko 20 persen lebih tinggi terkena serangan jantung atau meninggal karena serangan jantung dibandingkan pria yang jarang mengonsumsi minuman manis.
Hal ini karena minuman manis meningkatkan faktor risiko penyakit jantung, seperti kadar gula darah, trigliserida, kolesterol jahat (LDL).
Baca juga: Ahli Gizi Anjurkan Kurangi Minuman Manis Saat Cuaca Panas
Sebuah studi selama 22 tahun yang melibatkan 80.000 wanita menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi satu kaleng minuman manis sehari memiliki risiko 75 persen lebih tinggi terkena asam urat dibandingkan wanita yang jarang mengonsumsi minuman tersebut.
Para peneliti menemukan peningkatan risiko serupa pada pria.
Asam urat adalah kondisi medis yang ditandai dengan peradnagan dan nyeri pada persendian, terutama jempol kaki.
Penyakit ini biasanya terjadi ketika kadar asam urat tinggi dalam darah menjadi mengkristal.
Fruktosa adalah karbohidrat utama yang diketahui meningkatkan kadar asam urat.
Minuman manis seperti soda mengandung asam fosfat dan asam karbonat. Kadarnya bisa cukup tinggi.
Asam-asam ini menciptakan lingkungan yang asam dalam mulut Anda, yang membuat gigi Anda rentan keropos.
Meskipun, asam dalam soda dapat mengakibatkan kerusakan, tetapi kombinasi dengan gula yang membuat soda sangat berbahaya.
Sementara, mengonsumsi lebih banyak fosfat daripada kalsium dapat berdampak buruk bagi kesehatan tulang.
Baca juga: 4 Efek Minuman Manis Pada Risiko Penyakit Jantung
Gula tambahan dalambentuk fruktosa hanya dapat dimetanolisme oleh hati. Berbeda dengan glukosa, yang bisa dimetabolisme oleh seluruh sel dalam tubuh Anda.
Minuman manis adalah cara paling mudah dan umum untuk memperoleh fruktosa dalam jumlah berlebihan.
Ketika Anda mengonsumsi terlalu banyak, hati Anda akan kelebihan beban dan mengubah fruktosa menjadi lemak.
Sebagian lemak akan dibuang keluar sebagai trigliserida darah, sementara sebagian lainnya tetap berada di hati.
Seiring waktu, hal tersebut dapat mengakibatkan penyakit hati berlemak nonalkoholik. Selain itu, bisa juga memicu terbentuknya kanker hati.
Hasil dari studi Women's Health Initiative yang mengikuti 98.786 wanita pascamenopause (usia 50 hingga 79) selama sekitar 20 tahun menemukan bahwa peserta yang minum minuman manis bergula (SSB) dalam jumlah tertinggi memiliki risiko kanker hati yang lebih tinggi.
Lebih khusus lagi, mereka yang minum 1 atau lebih porsi SSB setiap hari memiliki risiko kanker hati 85 persen lebih tinggi daripada mereka yang minum 3 atau kurang porsi SSB per bulan.
Baca juga: Hobi Konsumsi Minuman Manis, Waspadai Gangguan Kesehatan Berikut
Menurut sebuah studi jangka panjang yang melibatkan 37.716 pria dan 80.647 wanita di AS, semakin banyak minuman manis yang diminum seseorang, semakin besar pula risiko kematian dini mereka, terutama akibat penyakit kardiovaskular dan pada tingkat yang lebih rendah diakibatkan kanker.
Para peneliti menemukan bahwa semakin banyak minuman manis yang diminum seseorang, semakin tinggi pula risiko kematian dini akibat penyebab apa pun.
Dibandingkan dengan minum minuman manis kurang dari sekali per bulan, minum 1-4 per bulan dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian sebesar 1 persen.
Minum 2-6 per minggu meningkatkan risiko kematian sebesar 6 persen. Minum 1-2 minuman manis per hari meningkatkan risiko sebesar 14 persen.
Lalu, minum minuman manis 2 atau lebih setiap hari dapat meningkatkan risiko kematian sebesar 21 persen.
Peningkatan risiko kematian dini yang dikaitkan dengan konsumsi minuman manis lebih tampak pada wanita dibandingkan pada pria.
Demikian, apa saja yang bisa terjadi jika Anda minum minuman manis setiap hari. Oleh karena berbagai risiko terhadap kesehatan tersebutlah, minum minuman manis sangat tidak direkomendasikan. Apalagi, jika dikonsumsi setiap hari.
Baca juga: 4 Cara Kurangi Kebiasaan Konsumsi Minuman Manis
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.