Pada cabang olahraga anggar yang atletnya dilindungi dengan pakaian khusus, atau pun cabang yang tidak mengerahkan fisik terlalu besar seperti panahan atau menembak, tidak ada alasan seorang atlet yang juga calon ibu tidak bisa bertanding.
Untuk berkompetisi di ajang akbar seperti olimpiade memang bukan semata soal fisik. Faktor emosional sangat berpengaruh.
Memutuskan apa dan bagaimana cara berkompetisi sambil juga berusaha membesarkan anggota keluarga baru adalah kalkulasi pelik yang tidak perlu dipertimbangkan oleh atlet pria, setidaknya dalam cara yang hampir sama.
Berkaca pada petenis Serena Williams yang memenangkan Australia Terbuka tahun 2017 saat mengandung anak pertamanya. Lima tahun kemudian, saat mencoba hamil anak kedua, ia memutuskan rehat dari dunia tenis.
Memilih antara pertandingan dan peran ibu harus didasarkan pada banyak faktor, termasuk jenis olahraga dan negara.
Atlet lari Franchina Martinez (24) asal Republik Dominika mengatakan banyak atlet perempuan yang pensiun dini dibanding atlet laki-laki, salah satu alasannya karena hamil.
"Saat atlet wanita hamil, mereka dianggap tidak bisa kembali ke kebugaran sebelumnya, tidak seperti di negara maju. Akhirnya banyak yang berhenti bertanding," katanya.
Itu sebabnya untuk kemajuan kariernya, Martinez memilih menunda kehamilan.
Baca juga: Di Usia Berapa Atlet Mencapai Performa Maksimalnya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.