Kondisi yang berkaitan dengan usia seperti osteoartritis juga dapat berperan.
Orang berusia 20 hingga 50 tahun paling mungkin mengalami saraf kejepit atau herniasi diskus.
Skiatika jarang terjadi sebelum usia 20 tahun, kecuali karena cedera.
Baca juga: Sering Nyeri Ulu Hati Bisa Jadi Gejala Kanker Pankreas
Jika Anda mengalami obesitas, tulang belakang Anda akan kesulitan untuk menarik dan menopang tubuh Anda agar bisa beridiri tegak.
Otot-otot di punggung Anda seperti kerekan dan kabel utnuk menarik tubuh agar badan tetap tegak.
Semakin berat beban yang Anda miliki, semakin banyak otot punggung yang harus bekerja. Hal itu dapat menyebabkan ketegangan, nyeri, dan masalah lainnya di punggung.
Pekerja yang harus mengangkat beban berat hampir setiap hari meningkatkan risiko terkena skiatika.
Namun, pekerjaan yang mengharuskan duduk dalam waktu lama, terutama tanpa topangan punggung yang tepat juga dapat meningkatkan risiko nyeri pinggul.
Baca juga: Rasa Nyeri Terus-menerus Bisa Jadi Gejala Multiple Myeloma
Diabetes tipe 2 meningkatkan risiko neuropati perifer terkait diabetes. Kondisi ini merusak saraf, termasuk saraf yang dapat menyebabkan atau berkontribusi terhadap munculnya nyeri pinggul.
Penggunaan nikotin dapat memengaruhi sirkulasi dan meningkatkan risiko nyeri kronis, termasuk kondisi seperti nyeri pinggul.
Demikianlah sejumlah faktor risiko skiatika yang bisa Anda waspadai, jika Anda memilikinya.
Beberapa penyebab skiatika yang sudah disebutkan di atas dapat dicegah, tetapi yang lain terjadi secara tidak terduga atau karena alasan yang tidak diketahui.
Untuk penyebab yang tidak dapat dicegah, Anda mungkin masih dapat mengurangi risiko terkena penyakit tersebut.
Baca juga: 6 Jenis Neuropati yang Menyebabkan Nyeri dan Lemah Otot
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.