Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Kondisi yang Tepat untuk Konsumsi Suplemen Vitamin D

Kompas.com - 19/09/2024, 20:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

  • Osteoporosis dan osteopenia

Osteoporosis dan osteopenia adalah kondisi yang membuat tulang menjadi lemah, meski osteopenia tidak separah osteoporosis.

Suplemen vitamin D populer untuk mendukung kesehatan tulang dan dapat digunakan untuk membantu mengobati kondisi tulang seperti osteoporosis dan osteopenia.

  • Mengalami penyakit neurologis

Tinjauan pada 2023 dalam Biomedicine & Pharmacotherapy menunjukkan bagaimana vitamin D berperan sebagai neurosteroid dalam tubuh, yang penting untuk perkembangan dan fungsi otak seseorang.

Kadar vitamin D yang rendah telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit neurologis seperti penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, epilepsi, dan multiple sclerosis.

Jika Anda sudah mengalami penyakit neurologis, artinya Anda sangat membutuhkan konsumsi suplemen vitamin D untuk mencegah gangguan kesehatan semakin parah.

Baca juga: Gejala Kekurangan Vitamin D, yang Bisa Sebabkan Nyeri Tulang dan Otot 

  • Gangguan malabsorpsi

Gangguan malabsorpsi tertentu juga dapat mengakibatkan defisiensi vitamin D yang parah, sebagaimana dicatat dalam tinjauan pada 2015 di Journal of Digestive Diseases.

Gangguan malabsorpsi, seperti fibrosis kistik, penyakit celiac, sindrom usus pendek, dan penyakit radang usus.

Kondisi ini membuat sulit untuk mencerna dan menyerap nutrisi tertentu.

Oleh karena itu, orang dengan gangguan malabsorpsi memerlukan suplementasi untuk mendapatkan jumlah vitamin D yang cukup dan mencegah kondisi terkait defisiensi lainnya.

  • Penyakit ginjal dan hati

Penyakit ginjal dan hati mengakibatkan berkurangnya enzim yang dibutuhkan untuk mengubah vitamin D menjadi bentuk yang dapat digunakan tubuh.

Sehingga, orang dengan kondisi ini sangat rentan mengalami kekurangan vitamin D. Mengonsumsi suplemen vitamin D bisa menjadi salah satu perawatannya.

Sebuah meta-analisis pada 2021 yang diterbitkan dalam Frontiers of Pharmacology menyimpulkan bahwa suplementasi vitamin D dapat dianggap sebagai strategi yang efektif bagi mereka yang mengelola penyakit hati berlemak nonalkohol (NAFLD).

  • Depresi

Tingkat vitamin D yang rendah telah dikaitkan dengan peningkatan gejala gangguan suasana hati seperti depresi.

Oleh karena itu, pakar menyarankan orang dengan depresi harus lebih menghabiskan waktu di luar rumah untuk mendapatkan sinar matahari, makan makanan sumber vitamin D, atau mengonsumsi suplemen.

Pemenuhan vitamin D sangat dibutuhkan, selain mereka juga harus mengikuti perawatan kesehatan mental yang sesuai.

Baca juga: 10 Akibat Kekurangan Vitamin D pada Tubuh Kita 

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau