BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Sido Muncul

Direktur Sido Muncul: Jamu dan Obat Herbal Jadi Pendamping Pengobatan Modern

Kompas.com - 21/09/2024, 14:23 WIB
A P Sari,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

SURAKARTA, KOMPAS.com - Minum jamu merupakan budaya sehat masyarakat Indonesia yang sudah eksis sejak zaman dahulu. Jamu merupakan ramuan berbahan tanaman tradisional yang memiliki segudang manfaat kesehatan.

Minuman tradisional itu dibuat dari bahan-bahan alami atau herbal yang merupakan bagian dari tumbuhan, seperti rimpang, daun-daunan, kulit batang, atau buah.

Beberapa jenis jamu yang dikenal luas, di antaranya beras kencur, kunyit asam, brotowali, temulawak, uyup-uyup, kudu laos, kunci sirih, galian singset, hingga jamu sinom.

Cara minum jamu bisa dilakukan lewat berbagai cara, mulai dari meramu sendiri di rumah, hingga membeli produk-produk jamu atau obat herbal yang saat ini sudah banyak di pasaran.

Baca juga: Direktur Sido Muncul Ajak Dunia Pendidikan Kenali Manfaat Jamu

Di samping berguna untuk mencegah dan menyembuhkan penyakit, jamu atau obat herbal ternyata bisa digunakan sebagai pendamping untuk proses penyembuhan berbagai penyakit, seperti rematik dan osteoporosis.

Pengenalan produk-produk jamu dan obat herbal kepada dokter-dokter, utamanya spesialis penyakit dalam, pun saat ini rutin dilakukan.

Salah satu perusahaan jamu dan obat herbal yang aktif mempromosikan manfaat jamu di bidang kesehatan adalah PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk atau Sido Muncul.

Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat menilai pentingnya mengenalkan produk-produk jamu kepada dokter, apoteker, serta praktisi obat herbal di Indonesia.

Baca juga: 8 Pasangan Pilkada di Sumsel Tes Kesehatan, Ada yang Cuma Makan Pempek hingga Minum Jamu

Hal tersebut diwujudkan Sido Muncul lewat partisipasinya pada ajang National, Rheumatology, Osteoporosis, and Herbal Medicine Update VI 2024 di Yogyakarta pada Sabtu (14/9/2024) hingga Minggu (15/9/2024).

Agenda itu digelar untuk menjembatani kesenjangan antara ilmu-ilmu dasar dan klinik reumatologi, osteoporosis, dan obat herbal, melalui kuliah pakar, simposium, temu ahli, dan diskusi bersama.

Pada kesempatan tersebut, Sido Muncul hadir membagikan pengetahuan dan pengalamannya di bidang obat herbal dan jamu.

“Mungkin masih ada dokter, khususnya spesialis penyakit dalam, yang belum mengerti soal jamu. Saya sebagai pengusaha pabrik jamu, mencoba mengenalkan jamu dan obat herbal kepada mereka,” tutur Irwan kepada Kompas.com di Surakarta, Selasa (17/9/2024).

Baca juga: Persib Jamu Arema Malang di Bandung, Dipastikan Tak Dihadiri Aremania

Menurut Irwan, jamu atau obat herbal bisa diposisikan sebagai suporter dalam pengobatan rematik dan osteoporosis.

“Misalnya, ada penderita osteoporosis berusia 65 tahun. Dia punya penyakit lambung dan tidak bisa minum sembarang obat. Obat jamu, ya, bisa digunakan untuk membantu meredakan asam lambung. Dia minum obat farmasi seperti biasa, (jamunya) bekerja di saluran pencernaan untuk meredakan asam lambung,” jelasnya.

Oleh karenanya, Irwan berharap, nantinya akan ada produk-produk Sido Muncul yang bisa digunakan sebagai pendamping dalam mengobati rematik dan osteoporosis.

“Produk-produk Sido Muncul, yang secara langsung, memang tidak ada. Tapi bisa membantu secara indirect, bersamaan dengan obat-obatan konvensional. Kami (Sido Muncul) memproduksi secara baik, benar, terstandar, dan sudah melalui izin toksisitas,” ungkapnya.

Baca juga: 5 Teknik Meracik Jamu, dari Memilih Bahan hingga Cara Minumnya

Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat hadir sebagai narasumber pada acara National, Rheumatology, Osteoporosis, and Herbal Medicine Update VI 2024 di Yogyakarta pada Minggu (15/9/2024).DOK. ISTIMEWA Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat hadir sebagai narasumber pada acara National, Rheumatology, Osteoporosis, and Herbal Medicine Update VI 2024 di Yogyakarta pada Minggu (15/9/2024).

Mematahkan skeptisisme jamu di dunia medis

Adapun pengenalan produk-produk Sido Muncul itu didasari keinginan Irwan untuk mematahkan skeptisisme jamu atau obat herbal di dunia medis. Ia ingin para dokter percaya manfaat dan khasiat jamu serta obat herbal.

Ia menilai, sejak 1980-an, jamu atau obat herbal dipandang sebelah mata oleh dokter atau praktisi kesehatan. Namun, lambat laun, jamu berhasil bertransformasi menjadi alternatif pengobatan baru yang diakui di dunia medis.

“Setelah 30 tahun, saya berusaha masuk membangun kepercayaan. Akhirnya, kepercayaan itu tumbuh. Kami terus memperbaiki diri lewat peneliti, proses produksi, dan pengembangan. Saya mencoba meniru industri farmasi dan kedokteran,” ucapnya.

Irwan merasa lega mengetahui bahwa saat ini industri jamu dan obat herbal sudah mulai mendapatkan kepercayaan di dunia medis. Produk-produk Sido Muncul pun bisa diterima masyarakat dengan baik.

Baca juga: Wapres Maruf Jamu Biro Komite Palestina untuk PBB

“Dokter-dokter sekarang banyak yang minum Tolak Angin. Ada sejumlah dokter yang menyarankan pasiennya untuk minum Tolak Angin ketika merasa kurang enak badan,” kata Irwan.

Pada kesempatan yang berbeda, Ketua Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Gadjah Mada, Nyoman Kertia mengatakan, sebagai negara dengan biodiversitas besar, Indonesia memiliki produk-produk alam yang melimpah.

Oleh karenanya, dia berharap produk alam Indonesia bisa dimanfaatkan untuk obat herbal, khususnya untuk menjaga kesehatan tulang.

“Banyak kelompok makanan yang memiliki mineral atau zat bermanfaat bagi kesehatan tulang, misalnya moringa atau kelor yang mencegah osteoporosis,” ucapnya.

Baca juga: Resep Es Beras Kencur, Jamu Dingin yang Menyegarkan

Meski demikian, Nyoman mengingatkan bahwa obat herbal harus diolah melalui standar tertentu dan biasanya punya harga mahal. Namun, masyarakat Indonesia mengenal jamu yang mudah didapatkan dan memiliki harga terjangkau.

“Jamu bisa dikonsumsi sebagai pendamping obat-obat konvensional. Kenapa didampingi? Karena ya agar bisa cepat sembuh, tubuh pasien harus sehat. Kemudian, jamu ini bisa mengurangi efek samping, karena obat kimia mengandung antioksidan,” ucapnya.

Nyoman mengaku, niatnya mengundang Irwan ke acara workshop di Yogyakarta adalah karena ia ingin meyakinkan para dokter bahwa obat herbal itu berkualitas, efektif, dan aman.

“Ya, meskipun nanti posisinya obat herbal itu ada yang belum bisa menggantikan obat kimia,” ujarnya.

Dia pun menyayangkan bahwa dunia medis Indonesia masih belum mahir mengenalkan obat-obat herbal. Tidak semua universitas memiliki program atau pendidikan soal obat herbal.

Baca juga: Icip Jamu Kekinian di Kota Tua, Campuran Kunyit Asam dan Plain Yoghurt

“Padahal, sebagian besar masyarakat kita mengonsumsi minuman herbal, seperti jamu, tapi dokter atau apoteker tidak tahu ilmunya. Jika dokter tidak tahu, bisa saja dia berpikir negatif dan melarang pasien mengkonsumsi obat herbal,” jelas Nyoman.

Oleh sebab itu, Nyoman mengajak praktisi obat herbal, salah satunya Sido Muncul, untuk berpartisipasi dalam forum-forum ilmiah.

“Dari kami juga tidak akan melangkahi pedoman pengaturan obat dalam mengenalkan obat-obat herbal, seperti jenis, cara mengolah, dan keamanannya,” ungkapnya.

Suplemen untuk menyehatkan tulang

Pada ajang National, Rheumatology, Osteoporosis, and Herbal Medicine Update VI 2024, Sido Muncul memperkenalkan suplemen andalannya untuk mendukung kesehatan dan kepadatan tulang, yakni Calci Bone.

Baca juga: Kapan Waktu Minum Jamu yang Tepat? Ini Saran dari Peracik Jamu

Suplemen sehat itu dapat membantu pencegahan osteoporosis atau masalah tulang lain, seperti rematik dan kerapuhan tulang, serta melengkapi kebutuhan kalsium, vitamin, dan magnesium.

Salah satu kandungan dalam Calci Bone adalah moringa atau daun kelor yang bisa membantu meningkatkan bioavailabilitas kalsium dalam tubuh.

Selain itu, terdapat pula kandungan kalsium, vitamin D3, magnesium, vitamin K2 yang baik untuk menjaga kesehatan tulang.

Semua komposisi dalam Calci Bone saling bersinergi melengkapi kebutuhan kalsium dan menjaga kepadatan tulang.

Menariknya, produk tersebut aman dikonsumsi oleh penderita gangguan pencernaan dan masalah lambung.

Baca juga: Intip Pembuatan Jamu Kekinian di Acaraki, Pakai Metode Espreso


komentar di artikel lainnya
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau