Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Anda Mengalami Kesepian Kronis? Ini Bisa Picu Alzheimer

Kompas.com - 24/09/2024, 18:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Penelitian menunjukkan bahwa merasa kesepian terus-menerus merupakan salah satu faktor risiko utama untuk penurunan fungsi kognitif dan demensia, seperti penyakit Alzheimer.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kesepian adalah perasaan sendiri atau terputus dari orang lain.

Perasaan ini seperti Anda tidak memiliki hubungan yang berarti, dekat, atau rasa memiliki.

Baca juga: Apa Penyebab Kematian pada Penderita Alzheimer? Ini Penjelasannya...

Hal ini mencerminkan perbedaan antara tingkat koneksi seseorang yang sebenarnya dan yang diinginkan.

Bahkan, orang yang punya banyak teman pun bisa merasa kesepian.

Menurut Very Well Mind, kesepian sebenarnya adalah keadaan pikiran.

Manusia pada dasarnya membutuhkan hubungan sosial yang berkualitas tinggi untuk membantu mengelola kesehatan mental dan fisik, serta kesejahteraan.

Baca juga: Peringati Hari Alzheimer Sedunia dengan Mengenali Fakta-faktanya

Orang yang kesepian sering kali mendambakan kontak dengan orang lain, tetapi keadaan pikiran mereka membuatnya lebih sulit untuk menjalin hubungan dengan orang lain.

Jika kesepian tidak teratasi dan berlangsung terus-menerus dalam jangka panjang, kondisi ini bisa memicu munculnya Alzheimer.

Baca terus artikel ini yang akan mengulas lebih lanjut dampak kesepian kronis dengan Alzheimer.

Baca juga: Alzheimer, Bikin Eyang Putri Necis Lupa Berdandan dan Keluarganya

Bagaimana kesepian bisa memicu Alzheimer?

Mengutip National Institute of Aging (NIA), Steve Cole, PhD, direktur Social Genomics Core Laboratory di Universitas California, Los Angeles mengatakan kesepian bertindak sebagai pupuk bagi penyakit lain.

Kesepian memengaruhi fungsi pikiran dan tubuh Anda.

Seseorang yang mengalami kesepian kronis merasa terancam dan tidak percaya kepada orang lain, membuat tubuh mengaktifkan mekanisme pertahanan biologis.

Misalnya, kesepian dapat mengubah kecenderungan sel-sel dalam sistem imun untuk memicu peradangan, yang diperlukan untuk membantu tubuh kita pulih dari cedera.

Namun, peradangan yang berlangsung terlalu lama meningkatkan risiko penyakit kronis.

Terkait Alzheimer, kesepian dapat memicu peradangan dan perubahan di otak.

Baca juga: Bagaimana Keluarga Harus Merawat Penderita Alzheimer? Ini Kata Psikiater...

Penyakit Alzheimer adalah kelainan otak yang perlahan-lahan menghancurkan daya ingat dan kemampuan berpikir, dan akhirnya, kemampuan untuk menjalankan tugas-tugas yang paling sederhana.

Alzheimer terjadi akibat penumpukan protein abnormal yang membentuk plak amiloid dan tau tangle. Ini bisa membuat neuron sehat berhenti berfungsi dan mati.

Seiring dengan semakin banyaknya neuron yang mati, bagian otak lainnya akan terpengaruh dan mulai menyusut.

Pada tahap akhir Alzheimer, kerusakan meluas dan jaringan otak telah menyusut secara signifikan.

Alzheimer merupakan bentuk demensia yang paling umum dan ini sering kali terjadi pada orang lanjut usia.

Baca juga: Apa Saja Perawatan yang Dibutuhkan Penderita Alzheimer? Ini Kata Psikiater...

Dikutip dari Harvard Health Publishing, sebuah studi yang dipublikasikan secara daring pada 7 Februari 2020 oleh Neurology memberikan rincian baru tentang hubungan antara kesepian dan perubahan otak.

Para peneliti mencatat tingkat kesepian sekitar 2.300 orang dewasa yang bebas demensia, dengan usia rata-rata 73 tahun, menggunakan Center for Epidemiologic Studies Depression Scale.

Dalam penelitian ini, kesepian didefinisikan sebagai perasaan sepi selama tiga hari atau lebih per minggu. Para peserta juga menjalani tes kognitif dan pemindaian MRI otak.

Baca juga: Penyakit Alzheimer Akan Jadi Pencuri Bahagia di Masa Tua

Selama 10 tahun berikutnya, 22 persen dari peserta yang kesepian mengalami demensia, dibandingkan dengan hanya 13 persen dari mereka yang tidak tergolong kesepian.

Orang-orang yang kesepian berusia 60 hingga 79 tahun memiliki kemungkinan tiga kali lebih besar untuk mengalami demensia dibandingkan dengan mereka yang tidak melaporkan rasa kesepian.

Kesepian juga dikaitkan dengan ukuran otak yang lebih kecil dan keterampilan fungsi eksekutif yang lebih buruk (seperti kemampuan untuk merencanakan, memfokuskan perhatian, dan mengingat instruksi).

Studi ini memberikan bukti yang lebih kuat bahwa orang dewasa yang kesepian, terutama yang tidak mengalami peningkatan risiko karena usia atau gen, mungkin memiliki risiko demensia yang lebih tinggi dan rentan terhadap penurunan kognitif dini.

Baca juga: Apa Penyakit Alzheimer Hanya Menyerang Orang Tua? Ini Kata Psikiater...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau