Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti: Nyamuk Wolbachia Tidak Sebabkan Japanese Encephalitis

Kompas.com - 21/11/2023, 13:30 WIB
Agustin Tri Wardani,
Shintaloka Pradita Sicca

Tim Redaksi

Sumber WHO

KOMPAS.com - Penyebaran nyamuk wolbachia bertujuan untuk menekan kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia.

Wolbachia merupakan bakteri alami yang bisa berada di dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti atau kemudian disebut sebagai nyamuk wolbachia.

Namun, baru-baru ini beredar informasi yang menerangkan bahwa nyamuk wolbachia menjadi penyebab penyebaran virus Japanese encephalitis.

Hal ini menarik perhatian beberapa ahli yang kemudian memberikan penjelasan mengenai teknologi wolbachia dan Japanese encephalitis.

Untuk mengetahui lebih dalam mengenai penjelasan ahli tersebut, ada baiknya Anda mengetahui lebih dulu apa itu Japanese encephalitis melalui artikel di bawah ini.

Baca juga: Hoaks Teknologi Wolbachia Terkait Misi Bill Gates

Apa itu Japanese encephalitis?

Menukil Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Japanese encephalitis merupakan virus penyebab utama penyakit ensefalitis di Asia yang ditularkan melalui gigitan nyamuk spesies Culex yang terinfeksi (terutama Culex tritaeniorhynchus).

Virus Japanese encephalitis pertama kali didokumentasikan di Jepang pada 1871.

Sebagian kecil orang yang terinfeksi mengalami peradangan otak (ensefalitis), dengan gejala termasuk sakit kepala mendadak, demam tinggi, disorientasi, koma, gemetar, dan kejang. 

Baca juga: Hasil Piala Asia U17 2025: Uzbekistan ke ke Semifinal, Tunggu Pemenang Indonesia Vs Korut

Sedangkan, kebanyakan pasien yang terinfeksi mengalami gejala ringan, seperti demam dan sakit kepala. 

Pada anak-anak, gejala awal infeksi ditandaI dengan nyeri gastrointestinal dan muntah. Masa inkubasi virus Japanese encephalitis dapat terjadi sekitar 4-14 hari. 

Tidak ada obat untuk penyakit ini. Perawatan difokuskan pada menghilangkan gejala klinis yang parah dan mendukung pasien untuk mengatasi infeksinya.

Namun, terdapat pencegahan penularan Japanese encephalitis, yaitu dengan mengikuti vaksin JE yang aman dan efektif.

Baca juga: Kemenkes: Teknologi Wolbachia untuk Atasi DBD Bukan Rekayasa Genetik

Apakah nyamuk wolbachia menyebabkan infeksi Japanese encephalitis?

Penularan Japanese encephalitis berasal dari nyamuk, sehingga muncul anggapan teknologi wolbachia akan menyebabkan penularan virus ini secara lebih masif. 

Menanggapi hal tersebut, Dr. Riris Andono Ahmad, BMedSc, MPH, PhD, Direktur Pusat Kedokteran Tropis, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, UGM, menyampaikan bahwa hal tersebut tidak lah benar. 

"Ya, memang yang beredar saat ini banyak disinformasi yang sangat sistematik, mengaitkan dengan penyakit lain yang tidak terkait sama sekali," kata Dr. Riris, dalam Media Briefing PB IDI tentang 'Mengenal Wolbachia dan Fungsinya untuk Mencegah Demam Berdarah', pada Senin (20/11/2023).

Halaman:
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Perang Dagang AS-China Memanas! Harga Emas Dunia Tembus Rekor Baru
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau