Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/10/2024, 14:00 WIB
Khairina

Penulis

Sumber Health.com

KOMPAS.com-Hampir semua orang pernah merasakan batuk, bahkan kadang terjadi di saat yang tidak tepat. Awalnya ada rasa geli atau gatal di tenggorokan, lalu mulai batuk terus menerus hingga sulit berhenti.

Dilansir Health.com, batuk sebenarnya membersihkan saluran udara. Beberapa penyebab paling umum dari batuk tak terkendali adalah pilek, rhinitis alergi, asma, dan Covid-19.

Baca juga: Batuk di Malam Hari Gejala Apa? Berikut 5 Daftarnya...

Batuk tidak berhenti bisa karena seseorang mengalami batuk akut atau batuk kronis.  Apa bedanya?

Penyebab batuk akut

Batuk akut muncul tiba-tiba dan biasanya hilang setelah 3 minggu. Seseorang bisa mengalami batuk akut karena infeksi, seperti pilek, Covid-19, flu, atau sinusitis.

Rinitis alergi

Rinitis alergi atau alergi musiman adalah reaksi terhadap alergen. Alergen umum termasuk debu, bulu hewan peliharaan, dan serbuk sari.

Sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap zat-zat yang tidak berbahaya ini dan melepaskan bahan kimia yang disebut histamin.

Reaksi ini menyebabkan gejala seperti batuk dan bersin. Penderita rinitis alergi mungkin mengalami hidung meler atau tersumbat, sakit tenggorokan, dan mata berair.

Baca juga: Apakah Minum Air Jahe Bisa Meredakan Batuk? Berikut Penjelasannya…


Covid-19

Covid-19 adalah penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. Gejala umum termasuk batuk, demam, sakit tenggorokan, dan sesak napas. Beberapa orang menderita Covid-19 tanpa gejala. Satu-satunya cara untuk mengonfirmasi Covid-19 adalah dengan melakukan tes.


Flu

Influenza atau flu adalah penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus flu. Gejalanya termasuk batuk, nyeri tubuh, demam, dan hidung meler atau tersumbat. Anak-anak lebih mungkin mengalami diare dan muntah dibandingkan dengan orang dewasa.


Pneumonia

Batuk kadang bisa menjadi tanda penyakit yang lebih serius. Pneumonia bisa berkembang ketika infeksi bakteri, virus, atau jamur menyebar ke paru-paru. Infeksi ini menyebabkan kantung udara terisi dengan nanah, membuat bernapas menjadi sulit. Batuk mungkin menghasilkan lendir berwarna hijau atau kuning, atau mengandung darah.

Baca juga: Kenapa Tenggorokan Gatal saat Batuk? Berikut Penjelasannya…


Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)


Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) memengaruhi saluran pernapasan atas. Beberapa ISPA yang paling umum termasuk pilek dan sinusitis. Salah satu dari beberapa virus mungkin menyebabkan pilek yang sangat menular.

Penderitanya mungkin mengalami batuk ringan yang terus-menerus dengan pilek. 

Batuk rejan

Seseorang bisa terkena batuk rejan (pertusis), bahkan walaupun dia sudah divaksinasi. Efektivitas vaksin berkurang seiring waktu. Batuk rejan adalah penyakit pernapasan yang sangat menular yang disebabkan oleh bakteri. Dua minggu setelah mulai, batuk menular.

Antibiotik bisa mempersingkat waktu penularan dan mencegah penyebaran bakteri ke orang lain. Infeksi bisa menyebabkan penyakit berat dan mungkin mematikan, terutama pada bayi dan anak-anak kecil.

Penyebab batuk kronis

Batuk kronis berlangsung lebih dari 8 minggu. Penderita batuk kronis mungkin mengalami serangan batuk tak terkendali karena penyakit kronis, seperti refluks asam, asma, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau