KOMPAS.com - Membatasi asupan gula sedini mungkin, bahkan sejak kehamilan sampai usia anak-anak, berdampak positif hingga jangka panjang.
Menurut penelitian terbaru, manfaat paling besar yang bisa dirasakan adalah menurunkan risiko menderita diabetes tipe dua dan hipertensi.
Hal itu terungkap dari hasil penelitian yang membandingkan data kesehatan antara orang yang lahir sebelum dan setelah perang dunia II. Penelitian dilakukan oleh tim dari McGill University Kanada, Universitas California, Berkeley, dan Universitas Southern California (USC) di Amerika Serikat.
Ahli ekonomi dan penulis penelitian tersebut, Tadeja Gracner, mengatakan bahwa melakukan penelitian jangka panjang tentang efek dari gula tambahan sebenarnya sulit.
"Sulit menemukan situasi di mana orang secara acak terpapar pada lingkungan gizi yang berbeda di awal kehidupan dan mengikuti mereka selama 50 hingga 60 tahun. Berakhirnya sistem penjatahan memberi kami eksperimen alami baru untuk mengatasi masalah ini," kata Gracner.
Penjatahan gula di beberapa negara Eropa terjadi sekitar tahun 1940-an. Kala itu asupan gula orang rata-rata 40 gram per hari. Ketika masa penjatahan berakhir, asupan gula naik menjadi 80 gram per hari.
Baca juga: Tantangan 30 Hari Tanpa Konsumsi Gula Tambahan, Apa yang Terjadi?
Risiko menderita diabetes tipe dua bisa diturunkan sampai 35 persen pada anak yang jarang diberi konsumsi gula pada tiga tahun pertama kehidupannya.
Pada responden yang baru terdiagnosis diabetes di usia lanjut, pembatasan gula pada usia anak-anak dapat menunda munculnya diabetes sampai empat tahun.
Sementara itu, risiko hipertensi bisa dikurangi 20 persen dan munculnya penyakit ini dapat ditunda selama dua tahun.
Salah satu peniti, Paul Gertler, mengatakan, pembatasan gula pada ibu hamil memberi manfaat yang besar pada bayi yang dikandungnya.
"Paparan gula di masa kehamilan setara dengan bahaya rokok. Karena itu, perusahaan makanan perlu membuat formula baru makanan bayi dengan opsi lebih sehat dan juga dibuat pajak gula pada makanan untuk anak," katanya.
Hasil penelitian ini kembali menguatkan pendapat bahwa pola makan sejak bayi hingga usia anak-anak berpengaruh besar dalam membentuk kesehatan di usia dewasa.
Panduan pola makan untuk anak saat ini adalah anak di bawah usia dua tahun sebaiknya menghindari konsumsi gula tambahan. Konsumsi gula seharusnya tidak lebih dari 10 persen total kalori setiap hari.
Baca juga: Penyakit Gula Darah Menyebabkan Apa? Berikut 11 Daftarnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.