-Masalah sistem kekebalan tubuh, risiko meningkat jika seseorang memiliki penyakit yang menurunkan fungsi kekebalan, seperti HIV, anemia sel sabit, atau malaria.
-Penyakit radang usus, kondisi ini dapat merusak lapisan usus, sehingga mempermudah Salmonella untuk berkembang.
Bakteri Salmonella masuk ke tubuh melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Setelah masuk ke saluran pencernaan, sebagian bakteri dihancurkan di lambung, sementara sisanya berkembang biak di usus, menyebabkan gejala klinis seperti demam dan diare.
Berikut adalah tingkatan infeksi Salmonella:
Gastroenteritis, yakni infeksi saluran pencernaan tanpa toksin sebelumnya.
Gejalanya mual, muntah, diare, demam ringan, dan tinja berdarah. Pemulihan biasanya terjadi dalam 2-3 hari.
-Demam tifoid (tipes), bakteri berkembang biak di berbagai organ seperti hati, limpa, dan sumsum tulang. Gejalanya demam tinggi, nyeri perut, dan ruam.
-Bakteremia (septikemia), infeksi berat dengan bakteri menyebar melalui darah dan dapat menyebabkan komplikasi seperti pneumonia, abses paru, atau meningitis.
Penyakit Salmonellosis biasanya didiagnosis melalui pemeriksaan fisik dan uji laboratorium terhadap darah, urine, atau feses. Tanda-tanda spesifik seperti demam tinggi dengan ruam merah muda dapat mengindikasikan infeksi serius.
Untuk mencegah penyakit ini, berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan:
-Masak makanan hingga benar-benar matang.
-Cuci tangan dengan sabun menggunakan teknik 6 langkah.
-Menggunakan peralatan masak yang terpisah untuk makanan mentah dan matang.
-Mencuci alat makan hingga bersih.
-Mengonsumsi susu atau jus yang telah dipasteurisasi.
-Menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
Dengan menjaga kebersihan dan memperhatikan cara pengolahan makanan, risiko terinfeksi Salmonella dapat diminimalkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.