KOMPAS.com - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) hadir sebagai langkah penting untuk meningkatkan kecukupan gizi anak-anak sekolah di Indonesia.
Namun, dalam implementasinya, tidak semua sekolah mendapatkan alokasi susu sebagai bagian dari menu MBG.
Hal ini memunculkan pertanyaan, apakah susu merupakan komponen yang wajib dalam menu gizi anak?
Baca juga: Program Makan Bergizi Gratis Dimulai, Sasar 20 Juta Penerima
Pendiri dan Ketua Health Collaborative Center (HHC), Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH, menjelaskan bahwa susu memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak.
“Susu adalah sumber protein hewani yang sangat baik karena kelengkapan asam amino esensial yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perbaikan jaringan, dan regenerasi sel tubuh,” ujarnya saat dihubungi oleh Kompas.com pada Senin (6/1/2025).
Ia menjelaskan bahwa protein ini tidak hanya penting untuk otot, tetapi juga untuk organ tubuh, termasuk otak.
Selain itu, susu juga kaya akan kalsium, zat besi, dan vitamin C, yang mendukung metabolisme tubuh anak, kesehatan tulang, serta pencegahan anemia.
“Asupan protein hewani dari susu, terutama dalam bentuk susu pertumbuhan itu jauh lebih baik penyerapannya (jika dibandingkan dengan protein hewani),” tambahnya.
Selain menjadi sumber protein, susu pertumbuhan, khususnya yang difortifikasi, memiliki keunggulan tambahan karena diperkaya dengan zat gizi mikro yang esensial.
Baca juga: MBG Resmi Dimulai, Upaya Atasi Malanutrisi dan Gerakkan Ekonomi Lokal
“Susu pertumbuhan juga sudah difortifikasi atau diperkaya dengan zat gizi mikro atau vitamin mineral untuk jaga metabolisme tubuh anak,” jelasnya.
Beberapa contoh asupan protein dan zat gizi mikro yang penting diperoleh dari susu pertumbuhan adalah kalsium, zat besi dan vitamin C yang bisa mencegah anemia.
Dr. Ray menambahkan bahwa di dalam susu pertumbuhan juga diperkaya dengan serat pangan yang baik untuk penyerapan dan fungsi pencernaan anak.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan hasil penelitian dari Fokus Kesehatan Indonesia (FKI) dan Health Collaborative Center (HCC), yang menunjukkan bahwa hampir 40% anak usia sekolah dasar di Jakarta mengalami kekurangan protein dan zat besi.
“Analisis dari penelitian FKI dan HCC di bulan oktober 2024 kemaren ini menemukan bahwa anak SD yang sudah kurang protein dan zat besi mereka 3 kali lebih berisiko untuk memiliki working memory score yang jelek,” ungkapnya.
Oleh karena itu, susu pertumbuhan yang difortifikasi berperan penting dalam melengkapi kebutuhan gizi anak, terutama di lingkungan sekolah.
Dalam konteks Program MBG, memastikan bahwa anak-anak mendapatkan sumber protein berkualitas tinggi, baik dari susu atau makanan lain, sangat penting untuk mendukung keberhasilan pendidikan mereka.
Susu memang memberikan manfaat yang signifikan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Susu pertumbuhan yang difortifikasi menawarkan keunggulan tambahan, terutama dalam memenuhi kebutuhan zat gizi mikro penting.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.