KOMPAS.com - Remaja menjadi salah satu kelompok yang rentan terkena tuberkulosis (TBC).
Penyakit ini umumnya menyerang paru-paru, tetapi juga bisa menyebar ke otak, ginjal, hingga tulang belakang.
Mengutip portal IPB University, Selasa (25/3/2025), secara global sekitar 217 juta remaja dan dewasa muda berusia 10–24 tahun terinfeksi TBC. 1,8 Juta dari kasus tersebut berkembang menjadi TBC aktif setiap tahunnya.
Baca juga: Vaksin TBC M72 Mulai Diuji di Indonesia, Harapan Tekan Kasus pada 2030
Di Indonesia sendiri, pada 2022, terdapat 104.000 kasus TBC pada kelompok usia 15–24 tahun, menunjukkan bahwa remaja menjadi salah satu kelompok yang rentan.
Dr. dr. Desdiani, Sp.P., M.K.K., M.Sc (M.Bio.Et), dosen Fakultas Kedokteran IPB University, menjelaskan bahwa remaja berusia 10–19 tahun adalah kelompok unik. Sebab, berada dalam masa transisi dari anak-anak ke dewasa, yang ditandai oleh perubahan fisik, fisiologis, emosi, dan psikis.
Ia menegaskan bahwa perubahan ini secara alami menyebabkan penurunan sistem imun terkait pubertas, sehingga meningkatkan risiko berkembangnya infeksi TBC menjadi penyakit aktif.
Baca juga: Kenali Orang-orang yang Berisiko Tinggi Tertular TBC, Siapa Saja?
“Pada usia ini risiko berkembangnya infeksi TBC menjadi sakit TBC meningkat, karena secara alamiah terjadi penurunan sistem imun terkait kondisi pubertas. Oleh karena itu, TBC pada remaja perlu mendapat perhatian khusus,” kata Desdiani.
Menurutnya, perilaku berisiko seperti merokok, konsumsi alkohol, dan penyalahgunaan obat juga dapat meningkatkan risiko infeksi dan memperburuk kondisi TBC.
“Hal ini menjadikan remaja dan dewasa muda memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terlambat didiagnosis dan hasil pengobatan TBC yang kurang baik, serta terjadi gangguan terhadap kesehatan mentalnya,” tambahnya.
Baca juga: Stigma TBC Hambat Pengobatan, Kemenkes Ajak Masyarakat Berperan Aktif
Gejala TBC aktif pada remaja meliputi batuk lebih dari dua minggu, merasa lemas, kehilangan berat badan, serta demam atau keringat malam.
Selain itu, Desdiani menyebutkan tiga upaya utama dalam pencegahan TBC pada remaja:
Baca juga: Pentingnya Pencegahan TBC bagi Orang dengan HIV
Desdiani juga menekankan pentingnya meningkatkan kesadaran dan edukasi mengenai TBC di kalangan remaja. Dengan memahami faktor risiko dan upaya pencegahan, diharapkan angka kejadian TBC pada remaja dapat ditekan, sehingga generasi muda Indonesia dapat tumbuh sehat dan produktif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.