KOMPAS.com - Susah hamil atau infertilitas bisa disebabkan oleh faktor dari pihak istri mau pun suami. Pada pria, salah satu penyebab utama adalah azoospermia, yaitu kondisi di mana tidak terdapat sperma dalam air mani.
Biasanya, testis menghasilkan sperma. Sperma bergerak melalui bagian-bagian sistem reproduksi dan bercampur dengan cairan untuk membentuk air mani.
Air mani adalah cairan yang dikeluarkan saat pria ejakulasi. Pria yang mengalami azoospermia, memiliki air mani tetapi tidak ada sperma di dalamnya. Kondisi itu dapat disebabkan oleh gangguan produksi sperma atau sumbatan pada saluran sperma.
Menurut dr. Widya Juwita, M.Biomed, Sp.And, spesialis andrologi di Bethsaida Hospital Tangerang, ada dua jenis azoospermia, yaitu azoospermia obstruktif dan non-obstruktif.
Azoospermia obstruktif disebabkan oleh sumbatan pada saluran reproduksi. Testis biasanya masih memproduksi sperma normal. Penanganannya bisa melalui pembedahan atau pengambilan sperma langsung dari testis.
Sedangkan azoospermia non-obstruktif terjadi karena gangguan sperma di testis yang bisa disebabkan karena kelainan genetik, hormonal, atau masalah testis seperti varikokel.
"Penanganan azoospermia non-obstruktif lebih kompleks dan sering memerlukan terapi hormonal," kata dr.Widya.
Baca juga: 4 Hal Ini Menjadi Penyebab Infertilitas Pada Wanita
Pemeriksaan
Untuk memastikan apakah seorang pria mengalami azoospermia, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan, termasuk analisis sperma, tes hormon, USG skrotum, hingga biopsi testis.
Ada berbagai faktor penyebab azoospermia, mulai dari kelainan genetik, gangguan hormonal, infeksi atau peradangan di organ reproduksi, efek samping pengobatan, hingga efek samping dari prosedur medis tertentu seperti kemoterapi atau operasi di daerah testis.
Azoospermia pada dasarnya tidak menimbulkan gejala apa pun. Pria biasanya tidak menyadari kondisi tersebut hingga saat melakukan pemeriksaan untuk melakukan program hamil.
Baca juga: Berapa Kali Sperma Harus Keluar dalam Seminggu? Berikut Penjelasannya…
Beberapa orang memiliki gejala yang terkait dengan penyebab yang mendasarinya. Misalnya, memiliki libido rendah karena ketidakseimbangan hormon atau benjolan pada testis akibat infeksi.
Meski tidak memiliki sperma dalam cairan mani, menurut dr.Widya masih ada harapan bagi pria azoospermia untuk memiliki keturunan.
"Azoospermia bukan berarti pria tidak bisa memiliki anak. Dengan pemeriksaan yang tepat, kita bisa menentukan penyebabnya dan memberikan solusi yang sesuai, baik melalui terapi hormon, pembedahan, atau teknik reproduksi berbantu seperti IVF atau bayi tabung," katanya.
Pada program kehamilan dengan bayi tabung, jika hanya sedikit sperma yang ditemukan, akan dilakukan Intracytoplasmic Sperm Injection (ICSI) yang bisa membantu pembuahan secara langsung di laboratorium.
Baca juga: Apa Ciri Laki-laki Subur? Berikut 4 Daftarnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.