Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Farid Eka Wahyu Endarto
Dokter Klinik Universitas Negeri Malang

Seorang dokter di Universitas Negeri Malang yang hobi berpetualang, menjelajahi alam. Di luar pekerjaan, adalah seorang suami dan ayah yang sangat mencintai keluarga. Berusaha untuk terus berbagi dan membantu orang menjaga kesehatan dengan cara yang santai dan mudah dipahami. Selaras dengan motto "Sehat adalah sebuah kebebasan tertinggi." - Henri Frederic Amiel

Mengapa Lemak di Perut Lebih Susah Dihilangkan?

Kompas.com - 01/02/2025, 10:28 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Namun, hati-hati pada penderita penyakit lambung, konsumsi kafein dapat menimbulkan masalah di pencernaan yang sensitif. Konsultasikan pada dokter atau ahli gizi Anda terlebih dahulu.

Kedua, latihan dalam kondisi puasa. Olahraga dengan perut kosong dapat meningkatkan pembakaran lemak dengan memanfaatkan cadangan energi dari lemak tubuh, terutama saat kadar insulin rendah.

Ketiga, konsumsi makanan tinggi protein dan serat. Pola makan yang kaya protein dan serat membantu meningkatkan sensitivitas insulin serta mendukung pemecahan lemak lebih cepat.

Keempat, manajemen stres. Mengelola stres dengan meditasi, yoga, atau aktivitas relaksasi lainnya dapat menurunkan kadar kortisol dan mengurangi kecenderungan tubuh menyimpan lemak di perut.

Kelima, penggunaan suplemen termogenik. Suplemen seperti yohimbine diketahui dapat menghambat reseptor alfa-2 dan meningkatkan pemecahan lemak ketika dikombinasikan dengan latihan fisik.

Aktivitas membakar lemak di perut

Untuk mengurangi lemak pada perut secara efektif, diperlukan kombinasi latihan fisik, manajemen stres, dan strategi nutrisi yang tepat. Berikut beberapa aktivitas yang bisa dilakukan:

  1. Latihan kardio. Olahraga aerobik seperti lari, bersepeda, dan berenang dapat meningkatkan pembakaran kalori dan membantu mengurangi lemak tubuh secara keseluruhan.
  2. Latihan kekuatan. Latihan beban meningkatkan massa otot yang membantu meningkatkan laju metabolisme pada saat istirahat, sehingga lebih banyak kalori terbakar bahkan saat tidak beraktivitas.
  3. High-Intensity Interval Training (HIIT). Latihan ini telah terbukti lebih efektif dalam mengurangi lemak perut dibandingkan dengan latihan intensitas rendah yang dilakukan dalam durasi panjang.
  4. Manajemen Stres. Stres yang tidak terkelola dapat meningkatkan kadar kortisol yang berkontribusi pada penyimpanan lemak di perut. Teknik seperti meditasi, yoga, dan pernapasan dalam dapat membantu mengurangi stres.
  5. Modifikasi reseptor alfa. Strategi seperti konsumsi kafein sebelum berolahraga dan latihan dalam kondisi puasa dapat meningkatkan aktivasi reseptor beta dan mempercepat pembakaran lemak di perut.

Dalam perhitungan pembakaran kalori, defisit 500-1000 kalori per hari dapat membantu menurunkan berat badan sekitar 0,5-1 kg per minggu.

Sebagai contoh, jika seseorang mengonsumsi makanan dengan total 2000 kalori per hari, ia perlu membakar 2500-3000 kalori untuk mencapai defisit yang sesuai.

Misalnya, satu porsi nasi putih (200 gram) mengandung sekitar 260 kalori, sepotong ayam goreng (100 gram) sekitar 320 kalori, dan segelas teh manis sekitar 90 kalori.

Jika seseorang mengonsumsi ketiga makanan ini dalam satu kali makan, total kalorinya sekitar 670 kalori.

Untuk membakar kalori tersebut melalui aktivitas jalan kaki, seseorang dengan berat badan 70 kg yang berjalan dengan kecepatan 5 km/jam dapat membakar sekitar 280-300 kalori per jam.

Artinya, dibutuhkan sekitar 2-2,5 jam jalan kaki untuk membakar 670 kalori dari satu kali makan.

Namun, untuk memastikan pembakaran lemak perut, diperlukan strategi spesifik yang berfokus pada optimalisasi hormon, peningkatan metabolisme lemak, serta kombinasi latihan fisik yang lebih intensif seperti HIIT dan latihan kekuatan guna meningkatkan pembakaran kalori secara keseluruhan.

Baca juga: Mengenal Enzim Ghrelin dan Pengaruhnya terhadap Obesitas

Bahaya penumpukan lemak visceral di perut

Lemak visceral yang berlebih dikaitkan dengan berbagai penyakit kronis, antara lain:

  • Diabetes tipe 2. Resistensi insulin meningkat akibat peradangan yang dihasilkan oleh lemak visceral. Lemak visceral melepaskan sitokin proinflamasi yang mengganggu sinyal insulin dalam tubuh. Akibatnya, sel-sel menjadi kurang responsif terhadap insulin, menyebabkan kadar gula darah meningkat.
  • Penyakit jantung. Lemak perut yang berlebihan berkontribusi terhadap peningkatan tekanan darah dan kadar kolesterol jahat (LDL) di dalam darah yang berujung pada penurunan elastisitas dan pembentukan plak pada dinding pembuluh darah. Bila terjadi pada pembuluh darah jantung, maka risiko terjadi penyakit jantung coroner akan meningkat secara signifikan.
  • Sindrom metabolik. Sindrom metabolik adalah kumpulan faktor risiko yang meningkatkan peluang seseorang untuk mengalami penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2.
    Pada “Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism” tahun 2008 dijelaskan bahwa obesitas, terutama penumpukan lemak visceral, berperan dalam perkembangan sindrom metabolik dengan menyebabkan hipertensi, kadar gula darah tinggi, dan dislipidemia. Ketiga faktor ini bekerja bersama untuk meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan diabetes.
  • Kanker. Studi yang dimuat pada jurnal “Obesity Reviews” tahun 2016 menunjukkan bahwa lemak visceral yang berlebih dapat meningkatkan risiko kanker tertentu. Salah satunya adalah meningkatkan risiko kanker payudara, terutama pada wanita pasca-menopause.
    Sebagian besar estrogen dalam tubuh wanita diproduksi oleh lemak, dan kadar estrogen yang lebih tinggi berhubungan dengan peningkatan risiko kanker payudara.

Mengurangi lemak pada perut bukan hanya soal penampilan, tetapi juga kesehatan jangka panjang.

Lemak visceral yang berlebih meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis dan mengganggu keseimbangan metabolik tubuh.

Untuk mengatasinya, diperlukan pendekatan holistik yang mencakup pola makan sehat, latihan fisik teratur, manajemen stres, dan strategi untuk meningkatkan pembakaran lemak di area perut.

Dengan memahami proses penimbunan dan pembakaran lemak serta menerapkan strategi yang tepat, seseorang dapat mengurangi lemak perut secara efektif dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Paus Leo XIV Terpilih, Trump Gembira: Kehormatan Besar bagi Amerika
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau