Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pola Asuh Salah Sebabkan Anak Kurang Gizi di Belakang Padang

Kompas.com - 24/04/2016, 10:15 WIB
Dian Maharani

Penulis

BATAM, KOMPAS.com - Tenaga kesehatan dari tim Nusantara Sehat menemukan puluhan anak kurang gizi di Kecamatan Belakang Padang, Batam, Kepulauan Riau. Ahli gizi dari tim Nusantara Sehat, Jemris Mikael Atadena mengungkapkan, anak kurang gizi di wilayah Belakang Padang disebabkan oleh pola asuh orangtua yang tidak tepat.

"Kebanyakan pola asuh orangtua salah kasih anak jajanan. Anak terlalu cepat dikenalkan dengan jajanan. Jadi, anak lebih banyak makan camilan yang enggak sehat," ujar Jemris saat ditemui di Pulau Penawar Rindu, Kecamatan Belakang Padang, Batam, Jumat (22/4/2016).

Padahal, makanan ringan dalam kemasan seperti keripik, umumnya mengandung MSG dan pengawet. Kebutuhan nutrisi anak pun akhirnya tidak terpenuhi, jika lebih sering makan camilan.

Masalah lain, sayur-sayuran juga tidak berlimpah di Belakang Padang dan harganya relatif lebih mahal.

"Di sini sayuran susah. Jadi jarang makan sayur. Padahal, sayur-sayuran juga merupakan sumber nutrisi," kata Jemris.

Sejak bertugas di Belakang Padang pada Desember 2015, tim Nusantara Sehat yang dikirim oleh Kementerian Kesehatan telah menemukan lebih dari 20 anak kurang gizi di 6 kelurahan yang ada di Kecamatan Belakang Padang.

Jemris memantau perkembangan tinggi dan berat badan balita. Anak yang kurang gizi cenderung mengalami stunting atau memiliki tinggi badan lebih pendek dari anak-anak seusianya.

"Anak yang gizi kurang, kelihatan berat badannya normal, tetapi kurang aktif," terang Jemris.

Mengatasi hal ini, Jemris melakukan pemberian makanan tambahan (PMT) seperti sayuran dan susu untuk anak usia di atas dua tahun.

Penyuluhan juga dilakukan, mengenai pentingnya 1000 hari pertama kehidupan anak, seperti pola makan saat hamil, pemberian ASI eksklusif, memberi makanan pendamping ASI, dan pola makan gizi seimbang.

Stunting karena kurang gizi merupakan masalah yang banyak ditemui di sejumlah daerah di indonesia.

Berdasarkan Data Riset kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, prevalensi balita stunting atau pendek karena kurang gizi, mencapai 37,2 persen. Angka itu menempatkan Indonesia berada di peringkat lima dunia untuk jumlah anak stunting terbanyak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com