KOMPAS.com – Anyang-anyangan yang dalam istilah medis disebut dysuria adalah kondisi yang kerap dialami oleh wanita hamil.
Bahkan, anyang-anyangan pada wanita bisa menjadi tanda awal kehamilan.
Anyang-anyangan merupakan gejala untuk menggambarkan situasai meningkatnya frekuensi berkemih yang disertai dengan rasa tidak lampias atau tidak tuntas setelah buang air kecil.
Baca juga: 10 Penyebab Urine Keruh, Bisa Jadi Gejala Diabetes hingga Penyakit Ginjal
Merangkum WebMD, anyang-anyangan pada ibu hamil umumnya dapat terjadi akibat perubahan fisiologis pada tubuh.
Keadaan ini bisa muncul karena beberapa faktor, seperti perubahan hormonal dan desakan rahim yang membesar di rongga panggul pada kandung kemih.
Berikut penjelasannya:
1. Perubahan Hormon
Perubahan hormon adalah kondisi yang tidak bisa terhindarkan oleh wanita ketika memasuki masa kehamilan.
Perubahan hormon yang umum terjadi, yakni meningkatnya kadar hormon progesteron dan hormon estrogen dalam tubuh.
Peningkatan kadar hormon ini ternyata bisa menaikkan suplai darah ke ginjal.
Pada giliranya, peningkatan suplai darah itu dapat menghasilkan jumlah urine yang lebih banyak dan mengakibatkan anyang-anyangan.
Baca juga: 6 Penyebab Urine Berwarna Kuning Tua dan Cara Mengatasinya
2. Desakan rahim pada kandung kemih
Pada kehamilan trimester pertama, rahim yang terletak di rongga pelvis (panggul) akan terus mengalami pembesaran secara progresif.
Kondisi rahim yang membesar ini kemudian dapat membuat kandung kemih yang terletak di depan rahim terdorong atau terdesak.
Hal itu pun bisa membuat kapasitas penampungan urine menjadi lebih kecil, sehingga mengakibatkan kencing jadi lebih sering.