KOMPAS.com - Bronkitis adalah peradangan pada lapisan bronkus.
Bronkus merupakan saluran udara yang membawa udara ke dan dari paru-paru.
Melansir Mayo Clinic, bronkitis bisa bersifat akut atau kronis.
Baca juga: 4 Gejala Bronkitis yang Jarang Disadari
Bronkitis akut dapat berkembang dari pilek atau infeksi pernapasan lainnya dan sering membaik dalam beberapa hari tanpa efek yang bertahan lama.
Sedangkan bronkitis kronis adalah kondisi yang lebih serius yang berkembang dari waktu ke waktu.
Bronkitis kronis ditandai dengan episode bronkitis berulang yang berlangsung selama beberapa bulan atau beberapa tahun.
Peradangan konstan pada lapisan saluran bronkial bisa menyebabkan jumlah lendir lengket yang berlebihan menumpuk di saluran pernapasan.
Kejadian itu dapat membatasi jumlah aliran udara yang masuk dan keluar dari paru-paru.
Penyumbatan aliran udara bisa semakin memburuk dari waktu ke waktu, mengakibatkan kesulitan bernapas dan peningkatan produksi lendir di paru-paru.
Banyak orang yang menderita bronkitis kronis akhirnya mengembangkan emfisema, sejenis penyakit paru-paru.
Dengan emfisema, alveoli atau kantung udara kecil di paru-paru menjadi rusak dan tidak bisa diperbaiki.
Bersama-sama, bronkitis kronis dan emfisema dapat disebut sebagai penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) atau chronic obstructive pulmonary disease (COPD).
Baca juga: 4 Gejala Emfisema yang Perlu Diwaspadai
Kondisi ini disebut “obstruktif” karena seolah-olah memang ada sesuatu yang menghalangi kelancaran aliran udara masuk atau keluar dari paru-paru.
Sebagian besar gejala PPOK membutuhkan waktu untuk berkembang.
Oleh sebab itu, orang-orang seringkali keliru percaya bahwa PPOK tidak mengancam jiwa dan mengabaikan gejalanya sampai kondisinya berkembang ke tahap lebih lanjut.