Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

11 Gejala Bronkitis Kronis yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 04/11/2021, 08:04 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com - Bronkitis adalah peradangan pada lapisan bronkus.

Bronkus merupakan saluran udara yang membawa udara ke dan dari paru-paru.

Melansir Mayo Clinic, bronkitis bisa bersifat akut atau kronis.

Baca juga: 4 Gejala Bronkitis yang Jarang Disadari

Bronkitis akut dapat berkembang dari pilek atau infeksi pernapasan lainnya dan sering membaik dalam beberapa hari tanpa efek yang bertahan lama.

Sedangkan bronkitis kronis adalah kondisi yang lebih serius yang berkembang dari waktu ke waktu.

Bronkitis kronis ditandai dengan episode bronkitis berulang yang berlangsung selama beberapa bulan atau beberapa tahun.

Peradangan konstan pada lapisan saluran bronkial bisa menyebabkan jumlah lendir lengket yang berlebihan menumpuk di saluran pernapasan.

Kejadian itu dapat membatasi jumlah aliran udara yang masuk dan keluar dari paru-paru.

Penyumbatan aliran udara bisa semakin memburuk dari waktu ke waktu, mengakibatkan kesulitan bernapas dan peningkatan produksi lendir di paru-paru.

Banyak orang yang menderita bronkitis kronis akhirnya mengembangkan emfisema, sejenis penyakit paru-paru.

Dengan emfisema, alveoli atau kantung udara kecil di paru-paru menjadi rusak dan tidak bisa diperbaiki.

Bersama-sama, bronkitis kronis dan emfisema dapat disebut sebagai penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) atau chronic obstructive pulmonary disease (COPD).

Baca juga: 4 Gejala Emfisema yang Perlu Diwaspadai

Kondisi ini disebut “obstruktif” karena seolah-olah memang ada sesuatu yang menghalangi kelancaran aliran udara masuk atau keluar dari paru-paru.

Sebagian besar gejala PPOK membutuhkan waktu untuk berkembang.

Oleh sebab itu, orang-orang seringkali keliru percaya bahwa PPOK tidak mengancam jiwa dan mengabaikan gejalanya sampai kondisinya berkembang ke tahap lebih lanjut.

Meskipun PPOK tidak dapat disembuhkan, gejalanya dapat dikelola dengan pengobatan setelah diagnosis dibuat.

Gejala bronkitis kronis

Pada awalnya, penderita bronkitis kronis mungkin tidak akan memiliki gejala atau hanya mengalami gejala ringan.

Baca juga: 8 Gejala PPOK yang Perlu Diwaspadai

Saat penyakit menjadi semakin parah, gejala bronkitis kronis biasanya menjadi lebih parah.

Berikut ini beberapa gejala bronkitis kronis yang bisa terjadi:

  1. Sering batuk yang mengeluarkan lendir
  2. Mengi, yakni istilah untuk menggambarkan suara bernada tinggi (seperti siulan) yang terdengar saat sedang bernapas
  3. Sesak napas, terutama dengan aktivitas fisik
  4. Kelelahan
  5. Demam
  6. Badan menggigil
  7. Ketidaknyamanan dada, seperti dada terasa sesak
  8. Penyumbatan (kongesti) sinus, yakni rongga kecil yang saling terhubung melalui saluran udara di dalam tulang tengkorak
  9. Bau mulut
  10. Kulit dan bibir dapat mengembangkan warna kebiruan karena kekurangan oksigen dalam aliran darah
  11. Edema perifer atau pembengkakan di kaki dan pergelangan kaki

Melansir Health Line, setelah lama terjadi peradangan dan iritasi pada saluran bronkus, bronkitis kronis dapat menyebabkan beberapa gejala khas, seperti batuk berat terus-menerus yang mengeluarkan lendir dari paru-paru.

Lendir yang keluar mungkin berwarna kuning, hijau, atau putih.

Seiring berjalannya waktu, jumlah lendir secara bertahap bisa semakin banyak karena peningkatan produksi lendir di paru-paru.

Lendir ini pada akhirnya bisa menumpuk di saluran bronkial atau bronkus, membatasi aliran udara, dan menyebabkan pernapasan menjadi semakin sulit.

Baca juga: 5 Penyebab PPOK pada Orang Bukan Perokok

Sesak napas ini dapat disertai dengan mengi yang bisa memburuk selama melakukan aktivitas fisik apa pun.

Kelelahan, demam, badan menggigil, ketidaknyamanan dada, kongesti sinus, bau mulut adalag kondisi yang bisa menjadi gejala bronkitis kronis lainnya.

Pada tahap selanjutnya dari bronkitis kronis, kulit dan bibir dapat mengembangkan warna kebiruan karena kekurangan oksigen dalam aliran darah.

Penurunan kadar oksigen dalam darah juga dapat menyebabkan edema perifer atau pembengkakan di kaki dan pergelangan kaki.

Saat bronkitis kronis berkembang, gejalanya juga dapat bervariasi dalam tingkat keparahan dan frekuensi.

Misalnya, batuk mungkin hilang sementara, hanya diikuti oleh periode batuk yang lebih intens.

Baca juga: 17 Penyebab Batuk Berkepanjangan yang Perlu Diwaspadai

Episode yang lebih parah dapat dipicu oleh berbagai faktor, termasuk:

  • Infeksi saluran pernapasan, seperti pilek atau flu
  • Infeksi di tempat lain di tubuh
  • Paparan iritasi lingkungan, seperti polusi udara atau debu
  • Kondisi jantung

Siapa saja yang memiliki kecurigaan sekecil apa pun mengalami gejala bronkitis kronis sangat dianjurkan untuk dapat berkonsultasi dengan dokter.

Perlu disadari bahwa gagal menerima perawatan tepat waktu untuk bronkitis kronis bisa meningkatkan risiko kerusakan paru-paru parah yang dapat menyebabkan masalah pernapasan maupun gagal jantung.

Siapa saja sebaiknya jangan ragu untuk dapat segera menghubungi dokter jika mengalami batuk yang:

  • Berlangsung lebih dari tiga minggu
  • Mencegah untuk bisa tidur
  • Disertai demam di atas 38 derajat Celcius
  • Menghasilkan lendir atau darah yang berubah warna
  • Menyebabkan mengi atau sesak napas

Dokter bisa membantu memastikan penyebab keluhan dan memberikan saran pengobatan terbaik.

Baca juga: 6 Penyebab Batuk Setelah Makan yang Perlu Diwaspadai

Cara mendiagnosis bronkitis kronis

Dilansir dari MedlinePlus, dokter bisa menggunakan banyak "alat" untuk membuat diagnosis terhadap bronkitis kronis.

Ini termasuk:

  • Riwayat medis, termasuk menanyakan gejala
  • Riwayat keluarga
  • Berbagai tes, seperti tes fungsi paru-paru, rontgen dada atau CT scan, dan tes darah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau