Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Gejala Stroke pada Anak, dari Kejang hingga Badan Lunglai

Kompas.com - 11/01/2022, 14:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Stroke dikenal secara umum dialami oleh para orang tua, tetapi tahukah kamu bahwa penyakit ini juga bisa diderita oleh anak-anak?

Mengutip Better Health, anak-anak dan bayi baru lahir bisa saja mengalami stroke, seperti yang dialami oleh orang tua.

Stroke adalah gangguan aliran darah ke otak. Ketika aliran darah ke otak itu terganggu, sel-sel otak akan mati dan fungsinya juga ikut mati.

Namun, stroke pada anak memang relatif jarang terjadi.

Diperkirakan perbandingannya sekitar 2 dari setiap 100.000 anak di seluruh dunia setiap tahun.

Sebagian besar kasus stroke pada anak dialami oleh anak usia di bawah 2 tahun.

Baca juga: Gejala Awal Stroke pada Pria yang Harus Diwaspadai

Gejala stroke pada anak

Mengutip Better Health, gejala stroke pada bayi biasanya kejang.

Ketika gejala itu tidak ditangani, maka di kemudian hari bayi tersebut bisa mengalami kesulitan menggerakkan bagian tubuhnya.

Sehingga, stroke bisa mempengaruhi perkembangan si kecil.

Sementara, gejela stroke pada batita atau anak yang lebih besar bisa berupa:

  1. Kejang. 
  2. Lengan atau kaki lunglai, terutama di satu sisi. Akibatnya, anak bisa kesulitan berjalan, berdiri, dan/atau sakit untuk menggunakan lengan. Untuk anak yang lebih besar, ini mungkin juga termasuk mati rasa di lengan atau kaki.
  3. Kesulitan untuk berbicara (cadel), memahami, membaca, menulis, atau berkonsentrasi.
  4. Kesulitan melihat dengan salah satu atau kedua mata.
  5. Pusing, kehilangan keseimbangan atau memiliki koordinasi tubuh yang buruk.
  6. Kesulitan menelan dan sering ngeces.
  7. Sakit kepala berat yang muncul tibat-tiba dan diikuti mual dan/atau muntah.
  8. Suasana hati atau perilaku berubah tiba-tiba.

Sebaiknya bagi setiap orangtua, jika melihat gejala tersebut segera memeriksakan si kecil ke dokter.

Jenis-jenis stroke

Ada dua jenis utama stroke, yaitu:

  • Stroke iskemik

Ketika terjadi emboli (baik karena gumpalan darah, gelembung udara, atau kolesterol) menghalangi pembuluh darah di otak, mengganggu aliran darah.

  • Stroke hemoragik

Pecahnya pembuluh darah ke otak. Pada bayi baru lahir, perdarahan ke dalam ruang di sekitar otak dapat terjadi dan ini disebut perdarahan subarachnoid.

Baca juga: Mengenal 3 Jenis Afasia yang Banyak Dialami Penderita Stroke

Penyebab stroke pada anak

Mengutip Better Health, saat ini diperkirakan bahwa sekitar setengah dari semua penyakit stroke pada anak disebabkan oleh masalah pembuluh darah di otak.

Sementara, seperempatnya disebabkan oleh penggumpalan darah yang berjalan dari jantung.

Pada sekitar seperempat dari anak-anak, tidak ada penyebab yang dapat ditemukan.

Sejumlah kondisi medis dapat meningkatkan kemungkinan anak Anda terkena stroke. Ini termasuk:

  1. Kelainan jantung.
  2. Pembuluh darah abnormal.
  3. Kelainan darah yang membuat darah mudah membeku.
  4. Jumlah darah rendah.
  5. Sakit kanker.
  6. Infeksi berat di sekitar sinus telinga atau hidung.
  7. Beberapa infeksi virus (misalnya penelitian telah menunjukkan bahwa cacar air dapat menyebabkan stroke iskemik pada anak-anak)
  8. Cedera kepala
  9. Dehidrasi
  10. Tekanan darah rendah berkepanjangan
  11. Tumor otak
  12. Kondisi lain, seperti penyakit sel sabit dan talasemia.

Mengutip Better Health, sekitar seperempat dari semua anak yang mengalami stroke tidak memiliki salah satu dari penyebab tersebut.

Tidak diketahui mengapa anak-anak ini mengalami stroke.

Penyebab stroke pada bayi baru lahir biasanya sulit diketahui.

Diskusikan dengan dokter tentang faktor risiko dan kemungkinan penyebab stroke pada anak lebih mendetail.

Baca juga: Bagaimana Darah Tinggi Bisa Menyebabkan Stroke?

Faktor risiko stroke pada anak

Mengutip Kids Health, faktor risiko stroke pada anak lebih bervariasi.

Stroke iskemik adalah jenis yang paling umum pada anak-anak.

Beberapa masalah yang mempengaruhi kondisi seorang ibu selama kehamilan dapat menyebabkan bayi mengalami stroke iskemik sebelum atau setelah lahir.

Kondisi ibu hamil yang menjadi faktor risiko stroke iskemik pada anak terkait dengan:

  • Preeklamsia (tekanan darah tinggi selama kehamilan yang dapat menyebabkan pembengkakan pada tangan, kaki, dan tungkai).
  • Pecah ketuban dini (ketika ketuban wanita pecah lebih dari 24 jam sebelum persalinan dimulai)
  • Diabetes
  • Infeksi
  • Penyalahgunaan narkoba
  • Masalah plasenta yang menurunkan suplai oksigen bayi, seperti solusio plasenta.

Sementara yang menyebabkan stroke hemoragik pada anak, meliputi:

  • Cedera kepala yang menyebabkan pembuluh darah pecah.
  • Malformasi arteriovenosa, suatu kondisi di mana pembuluh darah di otak tidak terhubung dengan benar.
  • Aneurisma (kelemahan pada dinding arteri).
  • Penyakit yang mempengaruhi pembekuan darah, seperti hemofilia.

Baca juga: 8 Cara Mencegah Stroke

Diagnosis stroke pada anak

Mengutip Kids Health, stroke perinatal dan anak usia dini bisa sulit didiagnosis, terutama jika anak tidak memiliki tanda atau gejala yang jelas.

Dalam beberapa kasus, stroke ditemukan menyebabkan kejang atau keterlambatan perkembangan hanya setelah banyak gejala lain telah diabaikan.

Jika dicurigai stroke, dokter mungkin ingin anak tersebut menjalani satu atau lebih tes berikut:

  • Tes darah.
  • Magnetic resonance imaging (MRI)
  • Magnetic resonance angiography (MRA)
  • Magnetic resonance venography (MRV)
  • Computed tomography scan (CT atau CAT scan).
  • Computed tomography angiography (CTA).
  • USG kranial.
  • Pungsi lumbal (spinal tap).

Baca juga: Serangan Iskemik Transien (Stroke Ringan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau