KOMPAS.com - Apakah kamu sedang mempertanyakan siapa dirimu, tujuan hidupmu, atau nilai-nilai pada dirimu?
Jika iya, mungkin kamu sedang mengalami krisis identitas.
Mengutip Medical News Today, selama krisis identitas, seseorang mencoba identitas dan cara hidup yang berbeda.
Mereka mungkin mempertanyakan nilai dan norma budaya keluarga mereka, mulai mengembangkan sistem nilai dan kepribadian unik mereka sendiri, terpisah dari keluarga mereka.
Istilah krisis identitas berkembang seiring berjalannya waktu dan terjadi sebagai bagian dari perkembangan normal hidup seseorang.
Dalam penggunaannya yang populer, orang menggunakannya untuk merujuk pada setiap saat identitas seseorang bergeser atau mereka mempertanyakan identitas mereka.
Baca juga: Cara Menggunakan BPJS untuk Pengobatan Gangguan Kesehatan Mental
Mengutip Healthline, krisis identitas bukan kondisi yang dapat didiagnosis secara medis, seperti pilek atau flu.
Namun terdapat beberapa ciri, sebagai berikut:
Sangat normal untuk mempertanyakan siapa dirimu, terutama karena kita akan selalu berubah sepanjang hidup.
Namun ketika itu mulai memengaruhi pemikiran atau fungsi hidup sehari-hari, Anda mungkin mengalami krisis identitas.
Apakah itu bisa berisiko pada kesehatan mental?
Mengutip Healthline, memang setiap jenis krisis diri dapat mengakibatkan penurunan kesehatan mental.
Apalagi, krisis identitas itu terjadi dengan lebih memandang diri atau hidup secara negatif.
Hal itu bisa berisiko menimbulkan depresi.
Gejala depresi dapat meliputi: