KOMPAS.com - Seorang wanita akan mengalami efek samping menopause tidak hanya sebatas fisik, tetapi juga kesehatan mental.
Mengutip Mental Health, perubahan suasana hati dianggap sebagai efek samping menopause terhadap kesehatan mental wanita.
Kondisi mental tersebut hampir sama seperti sindrom pramenstruasi konstan (PMS), memberikan efek ketegangan emosional.
Mengutip Healthline, mendekati usia paruh baya pada dasarnya sering membawa peningkatan stres, kecemasan, dan ketakutan.
Bahkan bagi sebagian wanita menopause mungkin menganggap itu sebagai fase yang mengisolasinya.
Baca juga: Bisa Pertanda Kondisi Serius, Kenali Penyebab Kram setelah Menopause
Mengutip Mental Health, menopause bukanlah kondisi kesehatan mental, tetapi hal itu dapat memengaruhi kesehatan mental seorang wanita.
Perubahan hormon selama menopause terkadang dapat memperburuk kondisi kesehatan mental.
Tidak semua wanita terpengaruh, tetapi bicarakan dengan dokter jika merasa kondisi kesehatan mental lebih sulit untuk ditangani.
Perubahan pada perawatan mental efek samping menopause dapat membantu seorang wanita merasa lebih baik.
Baca juga: 4 Pelumas Vagina untuk Wanita yang Sudah Menopause
Mengutip Mental Health, penelitian menunjukkan wanita yang mengalami PMS parah di masa muda mereka atau mengalami depresi pascapersalinan berpotensi memiliki perubahan suasana hati yang lebih parah selama perimenopause.
Wanita dengan riwayat depresi klinis seringkali lebih mungkin mengalami depresi klinis berulang selama menopause.
Mengutip Healthline, semua orang merasa sedih sesekali. Namun jika seseorang sering merasa sedih, menangis, putus asa, atau kosong, mungkin ia mengalami depresi.
Gejala depresi lainnya termasuk:
Mengutip Healthline, faktor yang bisa mempengaruhi kesehatan mental seorang wanita menopause tidak hanya penurunan estrogen.
Ada beberapa faktor lainnya, yaitu:
Baca juga: 6 Ciri ciri Haid Menjelang Menopause
Mengutip Mental Health, efek samping menopause telah terbukti meningkatkan gejala gangguan bipolar.
Penelitian menunjukkan bahwa wanita dengan gangguan bipolar lebih sensitif terhadap perubahan hormonal selama menopause.
Saat menopause, wanita yang hidup dengan gangguan bipolar melaporkan episode depresi lebih sering.
Hal ini kemungkinan terkait dengan penurunan hormon estrogen, yang secara alami terjadi saat menopause.