Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

16 Gejala Pendarahan Otak Akibat Kecelakaan

Kompas.com - 28/04/2022, 10:01 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Gejala pendarahan otak akibat kecelakaan bisa muncul seketika atau selang beberapa saat kemudian.

Untuk itu, setiap orang perlu mengenali ciri-cirinya agar masalah kesehatan yang bisa berdampak fatal ini tidak membahayakan kesehatan.

Terlebih untuk kasus cedera kepala berat. Penderita perlu segera diberikan pertolongan medis darurat agar bisa selamat dan mencegah cacat permanen.

Baca juga: 11 Gejala Pendarahan Otak yang Pantang Disepelekan

Gejala pendarahan otak akibat kecelakaan

Akibat pendarahan otak bisa beragam, tergantung tekanan di dalam tengkorak, efek pada otak, sampai jumlah jaringan otak yang rusak.

Dilansir dari MedicineNet, beberapa gejala pendarahan otak akibat kecelakaan yang perlu diwaspadai yakni:

  • Sakit kepala parah, biasanya muncul secara tiba-tiba dan bermula di bagian belakang kepala
  • Tingkat kesadaran menurun dalam waktu singkat
  • Susah konsentrasi dan tidak dapat berpikir
  • Mendadak kesulitan menggerakkan beberapa bagian tubuh atau lumpuh
  • Mengalami kebingungan
  • Bicara jadi cadel
  • Susah menelan
  • Suasana hati berubah, mudah emosi, atau gampang marah
  • Nyeri otot, terutama di bagian leher dan bahu
  • Beberapa bagian tubuh mati rasa
  • Mual dan muntah
  • Jadi lebih peka dengan cahaya atau suara
  • Kejang
  • Gangguan penglihatan
  • Keluar cairan dari telinga dan hidung
  • Pola tidur terganggu, jadi susah tidur atau tidur terus-menerus

Apabila kondisi pendarahan otak akibat kecelakaan cukup parah, penderita bisa mengalami tekanan darah tinggi, denyut nadi melemah, pernapasan tidak beraturan, pupil mata melebar, sampai koma.

Baca juga: 12 Penyebab Pendarahan Otak dan Gejalanya

Penyebab pendarahan otak akibat kecelakaan

Pendarahan otak akibat kecelakaan dapat disebabkan benturan di kepala, kepala terpental, atau getaran yang kencang di kepala.

Perlu diketahui, otak adalah struktur lunak dan lentur mirip jeli. Bagian kepala ini dikelilingi cairan serebrospinal yang terdapat di antara lapisan pelapis otak meningen.

Terdapat tiga lapisan meningen. Setiap lapisan ini dipisahkan celah sempit yang rentan terisi darah ketika terjadi pendarahan di otak.

Penumpukan darah ini bisa menggenangi celah antara lapisan meningen, menekan bagian dalam tengkorak, menekan jaringan otak, sampai merusak otak.

Tengkorak memang dapat melindungi otak. Tapi, ketika terjadi kecelakaan atau cedera parah, bagian kepala ini bisa retak. Akibatnya, pendarahan di otak tak terhindarkan.

Baca juga: Pendarahan Otak, Apa Bisa Sembuh?

Cara mendeteksi pendarahan otak akibat kecelakaan

Ketika mendapati beberapa gejala pendarahan otak akibat kecelakaan di atas, ada baiknya Anda segera membawa penderita ke rumah sakit.

Dokter biasanya akan langsung melakukan pemeriksaan fisik dan menyarankan serangkaian tes, seperti:

  • CT scan
  • Pemindaian MRI
  • Angiogram

Pendarahan otak akibat kecelakaan bisa sembuh atau tidak sangat tergantung tingkat kerusakan pada otak, tingkat keberhasilan perawatan medis, komplikasi, sampai terapi pemulihan dari cedera.

Baca juga: 4 Cara Mengatasi Pendarahan Otak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau