Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Olahraga yang Membahayakan untuk Kesehatan Jantung

Kompas.com - 29/05/2022, 21:47 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Adakalanya olahraga bisa berbahaya untuk jantung, jika Anda melakukannya berlebihan tanpa mengukur kemampuan diri.

Antonius Andi Kurniawan, Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga mengatakan bahwa olahraga memiliki banyak sekali manfaat yang telah didukung banyak bukti ilmiah.

"Olahraga baik untuk mencegah risiko penyakit jantung, kanker, diabetes. Bahkan dapat mengurangi risiko mereka yang sudah menderita penyakit jantung, diabetes, atau kanker," kata dr. Andi dalam konferensi pers virtual yang diselenggarakan Entrasol pada Minggu (29/5/2022).

Baca juga: Olahraga 30 Menit Setiap Hari untuk Lansia Menjaga Kesehatan Jantung

Namun, beberapa kasus menunjukkan orang yang sedang berolahraga mengalami kematian mendadak.

"Memang kuncinya di sini bagaimana kita bisa listen our body dan our limit," ujarnya.

Artinya, olahraga juga ada batasnya dan idealnya adalah 30 menit setiap hari untuk mendapatkan manfaat menjaga kesehatan jantung.

"Kadang-kadang temen-temen itu berolahraganya terlalu berlebihan dan yang menjadi faktor risiko lainnya adalah intensitasnya," ungkapnya.

Ia menerangkan bahwa kebanyakan orang yang berisiko mengalami masalah kesehatan hingga kematian saat berolahraga itu karena intensitasnya terlalu berat.

"Kalau intensitas berat itu ketika berolahraga kita sudah ngos-ngosan, kita tidak bisa ngomong sama sekali," terangnya.

Sedangkan, intensitas rendah menurutnya adalah saat berolahraga kita masih bisa bernyanyi.

"Intensitas sedang itu saat berolahraga kita masih bisa mengobrol. Itu patokannya," ucapnya.

Olahraga dengan intensitas sedang termasuk aktivitas, seperti berjalan santai, jogging, atau berenang.

Baca juga: 3 Penyebab Serangan Jantung pada Pria yang Jarang Diketahui

Olahraga berat 

Badai Bhatara Tiksnadi, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah mengimbuhkan, "Kalau mau olahraga yang berat, jangan langsung. Tetapi, dilatih dahulu untuk menuju intensitas berat."

Mengutip Cleveland Clinic, ahli jantung Tamanna Singh mengatakan bahwa olahraga jangka panjang yang berat atau ekstrem memberikan tuntutan yang sama ekstremnya pada sistem kardiovaskular.

Sebuah penelitian yang dilakukan pada pelari maraton menemukan bahwa setelah menyelesaikan acara lari ekstrem, sampel darah atlet mengandung biomarker yang terkait dengan kerusakan jantung.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau