KOMPAS.com - Sejumlah pakar dari Duke-NUS Medical School Singapura berhasil mengidentifikasi gen tertentu yang jadi penyebab gagal jantung.
Untuk diketahui, gagal jantung adalah kondisi ketika otot jantung melemah dan jantung tidak mampu memompa darah secara optimal ke seluruh tubuh.
Efek gagal jantung membuat otot dan organ di dalam tubuh kekurangan oksigen dan nutrisi penting yang biasanya diangkut lewat darah.
Dampaknya, penderita gagal jantung bisa merasakan gejala badan sangat lemas, napas terengah-engah, serangan jantung, sampai kematian apabila penderita tidak segera mendapatkan pertolongan medis.
Baca juga: 13 Penyebab Gagal Jantung yang Pantang Disepelekan
Direktur Pusat Komputasi Biologi Duke-NUS Associate Professor Enrico Petretto menjelaskan, gen penyebab gagal jantung adalah WWP2.
Gen ini bertanggung jawab pada pembentukan bekas luka jaringan parut secara berlebihan selama fase awal penyakit jantung, biang berkembangnya gagal jantung.
“Pembentukan fibrosis atau bekas luka ini lambat laun bisa berkembang dan jadi masalah kesehatan. Pada tahap awal biasanya ditandai dengan peradangan,” jelas Petretto, lewat siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (9/12/2022).
Petretto bersama peneliti lain dari Singapura, China, dan Inggris selama bertahun-tahun mempelajari fungsi WWP2 dengan memanfaatkan teknologi sekuensing RNA sel tunggal.
Hasil riset menunjukkan, WWP2 secara aktif memantik pembentukan jaringan parut, dengan cara memicu sel jantung untuk terus-menerus memproduksi kolagen.
Kondisi ini membuat jaringan parut penyebab gagal jantung lambat laun terbentuk di jantung pemilik gen WWP2.
“Kami menemukan, ketika WWP2 diekspresikan dalam makrofag, sel-sel ini mengiritasi fibroblas yang membuat jaringan parut tumbuh tak terkendali,” kata Dr Chen Huimei, rekan peneliti Petretto.
Baca juga: Gagal Jantung di Usia Muda, Kenali Gejala dan Penyebabnya
Temuan gen penyebab gagal jantung dari tim ahli Duke-NUS ini bisa jadi titik cerah pencegahan masalah kesehatan yang menjadi salah satu penyebab kematian utama di dunia tersebut.
Para ahli kini tengah mengembangkan penghambat molekul untuk melawan WWP2.
Penghambat molekul ini nantinya tidak membabat habis seluruh makrofag di tubuh tanpa pandang bulu, melainkan hanya menargerkan markrofag yang potensial mendukung WWP2.
Yakni, makrofag yang khusus bekerja pada pro-fibrotik dan mengaktifkan fibroblas untuk menghentikan jaringan parut pada jantung yang rusak.
“Ini nantinya bisa berperan ganda, yakni meredam peradangan dan pembentukan jaringan parut sekaligus,” jelas ahli.
Kabar baik dari tim peneliti, riset zat penghambat molekul untuk terapi target WWP2 menunjukkan hasil menjanjikan.
Terapi target ini potensial digunakan untuk mengobati gangguan otot jantung atau pembentukan jaringan parut di jantung, sehingga risiko gagal jantung bisa dicegah.
Baca juga: 11 Tanda Gagal Jantung dan Penyebabnya