Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali 6 Risiko Tindik Klitoris Bagi Kesehatan Wanita

Kompas.com - 23/10/2023, 21:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Tindik klitoris atau tudung klitoris adalah jenis tindik vagina yang cukup populer. Bagi sebagian orang, tindik klitoris dianggap dapat memperindah penampilan area genitalnya.

Akan tetapi, tindik klitoris dapat mengakibatkan masalah kesehatan, seperti kulit robek dan keluar darah, serta rasa sakit saat berhubungan seksual.

Artikel ini akan membahas risiko tindik klitoris pada kesehatan serta pencegahannya.

Baca juga: Mengenal Apa itu Klitoris pada Wanita, Fungsi, Bentuk, dan Letaknya

Apa risiko tindik klitoris bagi kesehatan reproduksi wanita?

Dilansir dari Healthline, berikut beberapa risiko tindik klitoris yang perlu diwaspadai wanita:

  • Reaksi alergi

Reaksi alergi dapat terjadi akibat bahan piercing seperti emas atau perak yang digunakan untuk tindik klitoris.

Alergi pada klitoris akibat bahan tindikan bisa ditandai dengan rasa gatal atau kulit tampak kemerahan.

Itulah mengapa sebelum berniat tindik klitoris, Anda perlu memastikan bahan yang sesuai dengan kondisi kulit masing-masing.

  • Kulit klitoris dapat robek

Penggunaan piercing atau tindik juga memicu luka atau robek pada kulit klitoris. Kondisi ini bisa terjadi saat tindikan tersangkut pada celana yang Anda kenakan.

Saat kulit klitoris robek, wanita bisa mengalami perdarahan, jaringan parut, atau reaksi alergi.

Baca juga: 8 Penyebab Klitoris Gatal, Pantang Diabaikan

  • Infeksi

Risiko tindik klitoris berikutnya adalah infeksi. Masalah ini umumnya terjadi jika kebersihan area tindikan klitoris tidak terjaga dan kondisi vagina yang terlalu lembap.

Infeksi tindik juga bisa disebabkan oleh penggunaan jarum suntik yang tidak bersih selama prosedur.

  • Rasa sakit saat buang air kecil

Beberapa wanita dapat mengeluhkan sakit atau nyeri saat buang air kecil, terutama dalam beberapa hari setelah klitorisnya ditindik.

  • Sakit saat berhubungan intim

Tindik klitoris juga mengakibatkan wanita berisiko mengalami sakit saat berhubungan intim.

Penetrasi bisa membuat area tindikan terdorong penis sehingga kulit sekitarnya bisa robek dan terluka.

  • Picu kerusakan saraf

Tindik di bagian tubuh manapun dapat memicu kerusakan saraf. Akan tetapi, masalah ini lebih sering terjadi pada wanita yang menindik klitoris atau tudung klitoris.

Baca juga: 7 Penyebab Klitoris Sakit dan Cara Mengatasinya

Bagaimana cara mencegah risiko kesehatan akibat tindik klitoris?

Dikutip dari WebMD, berikut beberapa cara mencegah risiko atau masalah kesehatan akibat tindik klitoris:

  • Menindik klitoris dengan penindik profesional
  • Pastikan sebelum ditindik, penindik sudah membersihkan area genital Anda dengan antiseptik, menggunakan sarung tangan, dan jarum baru yang sudah disterilkan
  • Pilih perhiasan berbahan stainless steel, emas, atau titanium untuk mencegah infeksi atau reaksi alergi
  • Setelah ditindik, pastikan untuk rajin membersihkan area genital dengan air mengalir, larutan garam encer, atau sabun anti-bakteri
  • Kenakan pakaian yang longgar untuk menghindari gesekan pada area yang ditindik
  • Hindari hubungan intim setidaknya selama dua minggu setelah ditindik
  • Gunakan kontrasepsi selain kondom jika Anda ingin menunda kehamilan. Pasalnya, tindikan bisa menyebabkan kondom robek.

Dengan mengetahui risiko kesehatan akibat tindik klitoris, Anda dapat mempertimbangkan dalam-dalam sebelum melakukannya. 

Usahakan berkonsultasi dahulu dengan dokter sebelum memutuskan memasang tindik atau piercing  di klitoris atau area genital lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com