Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Protein Hewani atau Nabati, Mana yang Lebih Bagus untuk Makan Siang?

Kompas.com - 02/03/2024, 12:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Protein penting untuk pertumbuhan, terutama di usia anak-anak.

Itu sebabnya, makanan mengandung protein perlu dikonsumsi saat sarapan, makan siang, maupun makan malam.

Namun, sering kali kita mendapati perdebatan mengenai sumber protein manakah yang paling bagus dikonsumsi.

Baca juga: Apakah Makan Siang Mencegah Stunting? Begini Penjelasan IDAI

Menurut dokter spesialis gizi klinik Dr. dr. Gaga Irawan Nugraha, M. Gizi., Sp.GK (K), sebaiknya menu makan siang mengandung lauk berprotein hewani.

Menurut Gaga, protein hewani memiliki bioavailabilitas (BA) atau ketersediaan hayati lebih tinggi.

"Protein hewani memiliki bioavailabilitas lebih tinggi, lebih mudah diserap, lebih mudah menjadi bagian dari tubuh," kata Gaga, dilansir dari Antara, Jumat (1/3/2024).

Kedua, protein hewani mengandung asam amino esensial yang lebih lengkap dibanding protein nabati.

Contoh protein hewani yang mengandung asam amino esensial, yaitu daging ayam dan bebek, daging sapi, telur, ikan, udang, dan cumi.

Dengan asam amino esensial, anak bisa cepat tumbuh tinggi karena sel baru cepat terbentuk dan sel yang rusak cepat diperbaiki.

Asam amino esensial juga mendukung perkembangan otak. Pada perempuan yang sedang hamil, asam amino esensial bisa menghasilkan sel-sel reproduksi yang berkualitas, termasuk ketika menyusui.

Baca juga: Apa Akibat Tidak Makan Siang? Begini Penjelasannya...

Mengingat hal itu, menurut Gaga makan siang gratis yang diusung salah satu capres dan cawapres di Pemilu 2024 sebaiknya menggunakan lauk dari sumber protein hewani.

Ia menyarankan pada usia anak-anak sebaiknya sekali makan terdapat minimal 50 gram protein hewani.

"Misalnya satu potong ayam 50 gram atau telurnya satu, jangan setengah karena kurang," ujar Gaga.

Namun jika menggunakan protein nabati, dokter Gaga menilai pilihan yang baik adalah tempe karena terbuat dari kedelai.

"Itu yang paling bagus, lebih mudah dicerna karena sudah ada proses fermentasi," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com