Terapis hypno-breastfeeding Fonda Kuswandi mengatakan, banyak hal kecil yang bisa dilakukan ayah kepada sang istri, baik dengan perbuatan maupun kata-kata. Mengapa demikian? Sebab, produksi ASI membutuhkan hormon prolaktin dan pengeluaran ASI membutuhkan hormon oksitosin. Kerja kedua hormon tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi psikologis ibu.
Misalnya, saat ibu mengeluh ASI sedikit. Ayah jangan membuat ibu tambah panik, apalagi menyalahkan ibu atas sedikitnya ASI yang keluar. Sebaiknya, ayah menenangkan ibu agar tidak khawatir. Ajak ibu bersyukur dengan berapapun hasil ASI yang diperah. Dengan begitu, pikiran ibu akan kembali positif. Semangat Ibu juga tetap terjaga untuk memberikan ASI.
"Pastikan kalimat yang keluar dari mulut bapak bisa meningkatkan kepercayaan diri istri," kata Fonda dalam diskusi bersama Philips Avent di Rumah Sakit Bunda, Jakarta, Sabtu (12/9/2015).
Ayah juga harus tahu pentingnya ASI bagi bayi. Ketika ASI tidak berlimpah, jangan lantas putus asa dan langsung menyarankan ibu memberi susu formula kepada bayi. Ingat, segudang manfaat didapatkan bayi dan juga ibu jika berhasil memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan dan dilanjutkan ASI dengan makanan pendamping ASI hingga 2 tahun.
Misalnya, jika pekerjaan sudah selesai, pulanglah lebih cepat ke rumah untuk mendampingi ibu menyusui sang buah hati. Sentuhlah bayi, menciumnya, dan ajaklah bayi berbicara. Jangan semua urusan bayi dibebankan kepada ibu. Apalagi, jika istri mengalami baby blues. Kehadiran ayah di sisi ibu dan bayi sangat penting. Hal ini juga untuk meningkatkan ikatan antara ayah dan bayi. "Memberikan ASI kadang enggak mudah. Ayo, Pak, full berada di samping ibu. Itu dibutuhkan," imbuh Fonda.