Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/11/2021, 17:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kolesterol adalah zat lilin yang ditemukan dalam darah. Tubuh membutuhkan kolesterol untuk membangun sel sehat.

Namun, jika kadarnya terlalu tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

Kadar kolesterol yang terlalu tinggi disebut hiperkolesterolemia.

Baca juga: 7 Cara Turunkan Kolesterol Tinggi secara Alami dengan Sayuran

Kolesterol tinggi dapat mengembangkan timbunan lemak di pembuluh darah. Endapan yang tumbuh dapat berimbas pada aliran darah di arteri.

Jika endapan tersebut pecah secara tiba-tiba dan membentuk gumpalan, tubuh akan berisiko tinggi terkena serangan jantung atau stroke.

Gejala

Kolesterol tinggi umumnya tidak menimbulkan gejala apapun. Dalam kebanyakan kasus, kolesterol tinggi dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke.

Kondisi tersebut biasanya tidak terjadi hingga terbentuknya plak yang dapat mempersempit arteri dan menghambat aliran darah.

Pembentukan plak juga mengubah susunan lapisan arteri dan menyebabkan komplikasi serius.

Penyebab

Kolesterol tinggi dapat disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat.

Beberapa perilaku yang dapat memengaruhi kadar kolesterol secara negatif, meliputi:

  • pola makan tidak sehat
  • kurangnya aktivitas fisik
  • merokok atau terpapar asap
  • kelebihan berat badan atau obesitas.

Selain itu, kondisi lain yang dapat menyebabkan level kolesterol tinggi dapat termasuk:

  • pengakit ginjal kronis
  • diabetes
  • HIV/AIDS
  • hipotiroidisme
  • lupus.

Baca juga: 8 Faktor Penyebab Kolesterol Tinggi, Tak Hanya dari Makanan

Pengobatan untuk kondisi berikut juga dapat memperburuk kadar kolesterol:

  • jerawat
  • kanker
  • tekanan darah tinggi
  • HIV/AIDS
  • detak jantung tidak teratur (aritmia)
  • transplantasi organ.

Diagnosis

Satu-satunya cara untuk mendiagnosis kolesterol tinggi adalah melalui tes darah yang disebut panel lipid.

Kolesterol dianggap tinggi jika kadarnya berada di atas 200 miligram per desiliter (mg/dL).

Panel lipid mengukur kolesterol total, kolesterol HDL (kolesterol baik), dan kolesterol LDL (kolesterol jahat), dan trigliserida.

HDL disebut kolesterol baik sebab membawa kelebihan kolesterol kembali ke hati.

Sementara itu, LDL disebut kolesterol jahat karena mengangkut partikel kolesterol ke seluruh tubuh, membuatnya menumpuk di dinding arteri dan membuatnya keras serta menyempit.

Tolak ukur dari tingkat kolesterol yang ideal, yaitu:

  • Kolesterol LDL: kurang dari 100 mg/dL
  • Kolesterol HDL: 60 mg/dL atau lebih tinggi
  • Trigliserida: kurang dari 150 mg/dL.

Melansir Healthline, seseorang dianjurkan untuk melakukan tes kolesterol setelah berusia 20 tahun dan melakukan pemeriksaan rutin setiap 4 hingga 6 tahun.

Baca juga: Kolesterol Tinggi? Lakukan 5 Perubahan Gaya Hidup Ini

Komplikasi

Beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat level kolesterol tinggi adalah sebagai berikut.

  • Sakit dada. Jika arteri yang memasok darah ke jantung (arteri koroner) terpengaruh, seseorang dengan kadar kolesterol tingi mungkin mengalami nyeri dada (angina) dan gejala penyakit arteri koroner lainnya.
  • Serangan jantung. Jika plak robek atau pecah, bekuan darah dapat terbentuk di tempat pecahnya plak. Kondisi tersebut dapat menghalangi aliran darah atau menyumbat arteri di hilir. Aliran darah yang terhenti akan menyebabkan serangan jantung.
  • Stroke. Stroke dapat terjadi saat gumpalan darah menghalangi aliran darah ke bagian otak.

Perawatan

Selain merubah gaya hidup (pola makan dan rajin berolahraga), beberapa pilihan yang dapat dilakukan untuk menangani kolesterol tinggi adalah sebagai berikut.

  • Statin. Statin dapat memblokir zat yang dibutuhkan hati untuk membentuk kolesterol.
  • Inhibitor penyerapan kolesterol. Usus kecil menyerap kolesterol dari makanan dan melepaskannya ke dalam aliran darah. Obat dapat membantu mengurangi kolesterol dengan membatasi kolesterol makanan.
  • Asam bempedoat. Obat ini bekerja dengan cara yang mirip dengan statin, tapi mengurangi risiko terjadinya nyeri otot.
  • Resin pengikat asam empedu. Hati menggunakan kolesterol untuk membuat asam empedu, zat yang dibutuhkan untuk pencernaan. Obat pengikat asam empedu dapat menurunkan kolesterol secara tidak langsung dengan mengikat asam empedu. Artinya, obat mendorong hati untuk menggunakan kelebihan kolesterol untuk membuat lebih banyak asam empedu dan mengurangi tingkat kolesterol.
  • Penghambat PCSK9. Obat jenis ini dapat menurunkan kolesterol yang beredar dalam darah.

Baca juga: Ciri Kadar Kolesterol Tinggi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau