KOMPAS.com - Disfagia secara sederhana didefinisikan sebagai gangguan menelan.
Disfagia sering ditemukan pada penderita stroke dan dapat mempengaruhi fase menelan oral dan/atau faring.
Pengidap disfagia mungkin ajab batuk atau tersedak saat mencoba menelan air liur, cairan, serta makanan.
Baca juga: Apakah Asam Lambung Bisa Menyebabkan Susah Menelan?
Banyak gangguan, penyakit dan kondisi dapat menyebabkan kesulitan menelan. Dokter memisahkan masalah menelan menjadi tiga jenis:
Kemungkinan penyebab kesulitan menelan sendiri meliputi:
Tanda dan gejala yang terkait dengan disfagia antara lain:
Baca juga: 12 Ciri-ciri Amandel Radang, Tak Hanya Sakit saat Menelan
Temui penyedia layanan kesehatan jika secara berkelanjutan mengalami kesulitan menelan atau jika penurunan berat badan, regurgitasi, atau muntah menyertai disfagia.
Jika tidak dapat menelan karena merasa ada makanan yang tersangkut di tenggorokan atau dada, pergilah ke unit gawat darurat terdekat.segera hubungi bantuan darurat.
Cari bantuan medis segera pula jika obstruksi mengganggu pernapasan.
Tes diagnostik untuk gangguan menelan bervariasi. Tes khas meliputi:
Perawatan untuk disfagia tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan masalahnya.
Perawatan yang umum dilakukan ialah:
Baca juga: 7 Penyebab Sakit Saat Menelan yang Perlu Diwaspadai
Kesulitan menelan dapat menyebabkan komplikasi berikut:
Meskipun disfagia tidak dapat dicegah, individu dapat mengurangi risiko sesekali kesulitan menelan dengan makan perlahan dan mengunyah makanan dengan baik.
Namun, jika memiliki tanda atau gejala disfagia, temui penyedia layanan kesehatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.