Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/11/2021, 11:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Disfagia secara sederhana didefinisikan sebagai gangguan menelan.

Disfagia sering ditemukan pada penderita stroke dan dapat mempengaruhi fase menelan oral dan/atau faring.

Pengidap disfagia mungkin ajab batuk atau tersedak saat mencoba menelan air liur, cairan, serta makanan.

 

Baca juga: Apakah Asam Lambung Bisa Menyebabkan Susah Menelan?

Penyebab

Banyak gangguan, penyakit dan kondisi dapat menyebabkan kesulitan menelan. Dokter memisahkan masalah menelan menjadi tiga jenis:

  • Disfagia rongga mulut, penyebab khasnya ialah kelemahan lidah setelah stroke, kesulitan mengunyah makanan atau masalah neuromuskular
  • Disfagia orofaringeal, terjadi pada tenggorokan dan bisa menjadi akibat dari masalah neurologis atau otot
  • Disfagia esofagus, masalah pada kerongkongan dan disebabkan ketika ada sesuatu yang menghalangi atau menekan kerongkongan, seperti ada gangguan otot atau ada kantong di kerongkongan.

Kemungkinan penyebab kesulitan menelan sendiri meliputi:

  • Sistem saraf dan gangguan otak
  • Gangguan otot
  • Penyempitan dan penyumbatan kerongkongan
  • Jaringan parut akibat refluks asam seperti GERD
  • Infeksi.

Gejala

Tanda dan gejala yang terkait dengan disfagia antara lain:

  • Sakit saat menelan
  • Ketidakmampuan untuk menelan
  • Sensasi makanan tersangkut di tenggorokan, dada, atau di belakang tulang dada (sternum)
  • Mengiler
  • Suara serak
  • Muntah (regurgitasi)
  • Sering mulas
  • Makanan atau asam lambung naik ke tenggorokan
  • Penurunan berat badan
  • Batuk atau tersedak saat menelan.

Baca juga: 12 Ciri-ciri Amandel Radang, Tak Hanya Sakit saat Menelan

Diagnosis

Temui penyedia layanan kesehatan jika secara berkelanjutan mengalami kesulitan menelan atau jika penurunan berat badan, regurgitasi, atau muntah menyertai disfagia.

Jika tidak dapat menelan karena merasa ada makanan yang tersangkut di tenggorokan atau dada, pergilah ke unit gawat darurat terdekat.segera hubungi bantuan darurat.

Cari bantuan medis segera pula jika obstruksi mengganggu pernapasan.

Tes diagnostik untuk gangguan menelan bervariasi. Tes khas meliputi:

  • Laringoskopi fleksibel
  • Evaluasi penelanan endoskopi serat optik (FEES)
  • Menelan barium yang dimodifikasi
  • Esofagram
  • Esophagoduodenoscopy (EGD) atau endoskopi atas.

Perawatan

Perawatan untuk disfagia tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan masalahnya.

Perawatan yang umum dilakukan ialah:

  • Antibiotik
  • Pengobatan dan perubahan gaya hidup yang disarankan dokter
  • Terapi medis lainnya, seperti suntikan botulinum toxin atau operasi untuk memperbesar kerongkongan.

Baca juga: 7 Penyebab Sakit Saat Menelan yang Perlu Diwaspadai

Komplikasi

Kesulitan menelan dapat menyebabkan komplikasi berikut:

  • Malnutrisi, penurunan berat badan dan dehidrasi
  • Pneumonia aspirasi
  • Tersedak yang bisa menyebabkan kematian.

Pencegahan

Meskipun disfagia tidak dapat dicegah, individu dapat mengurangi risiko sesekali kesulitan menelan dengan makan perlahan dan mengunyah makanan dengan baik.

Namun, jika memiliki tanda atau gejala disfagia, temui penyedia layanan kesehatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau