Direktur Bina Gizi Kementerian Kesehatan RI, Dedy Izwardi, mengatakan suksesnya pemberian ASI juga bergantung dukungan keluarga, terutama suami.
“Para suami harus tanggap dan mengerti apa yang dibutuhkan istri selama menyusui. Dukungan sederhana dan rutin, misalnya membersihkan botol susu atau pemerah ASI, tentu sangat berarti,” kata Dedy saat dihubungi Kompas Health pada Kamis (19/12/2013).
Dukungan suami bahkan sudah diperlukan saat anak dan ibu menjalani masa Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Pada masa ini ibu seringkali gundah karena ASI yang jumlahnya sedikit dan anak yang terus menangis. Akibatnya ibu kerap bimbang dan akhirnya menyerah pada susu formula.
“Pada saat seperti ini suami berperan penting. Suami harus terus mendukung dan menguatkan istri untuk melaksanakan kewajibannya. Kerjasama keduanya akan menentukan masa depan dan kualitas asupan anak di awal pertumbuhannya,” kata Dedy.
Dukungan terhadap ibu menyusui, pada prinsipnya adalah membantu ibu memberikan asupan nutrisi terbaik untuk si buah hati. Kepentingan si kecil menjadi tujuan utamanya. Karenanya, menjadi ayah ASI bukan semata hadir secara fisik dan psikis mendampingi ibu menyusui. Ayah ASI juga perlu membekali diri dengan pengetahuan.
Komitmen ayah ASI dalam mendukung ibu menyusui perlu ditunjukkan dengan tepat, sesuai kebutuhan ibu dan bayi. Maksud baik untuk mendukung ibu menyusui tak memberikan dampak besar, jika disampaikan dengan cara keliru atau melakukan sesuatu yang tak sesuai, lantaran minim pengetahuan.
Komunitas Ayah ASI mengakui hal ini, dan menyadari pentingnya peran ayah dalam proses pemberian ASI termasuk sejak kehamilan ibu, melahirkan dan pengasuhan anak. Banyak ayah yang sebenarnya peduli namun tak tahu cara menunjukkannya atau melakukan tindakan apa untuk memberikan dukungan tepat kepada istri.
"Bagaimana cara ayah mendukung ASI, peran suami dalam merawat anak, merupakan informasi yang dibutuhkan para ayah. Pria bukannya tidak peduli, tapi tidak tahu bagaimana caranya," terang Administrator akun Twitter Ayah ASI Jakarta, Fauzi Lesmana, kepada Kompas Health, beberapa waktu lalu di Jakarta.
Fauzi menambahkan pentingnya menambah pengetahuan seputar ASI dan menjalankan peran sebagai Ayah ASI secara tepat. "Dengan mendapatkan informasi yang tepat, laki-laki yang emosionalnya cenderung lebih stabil bisa berperan lebih baik saat mendampingi istri yang sedang hamil hingga menyusui. Dengan mendapatkan pencerahan dari berbagi pengalaman dan informasi, para suami tidak lagi kebingungan dan bisa mendukung istri jauh lebih baik lagi," jelasnya.
Pengetahuan ini jugalah yang membantu pasangan menikah, terutama pasangan muda, untuk bisa kompak menghadapi intervensi keluarga dalam mengasuh anak.
Salah satu administator Ayah ASI Jakarta, Gamma Quieto, mengatakan dengan mengalirnya berbagai informasi penting mengenai peran ayah di berbagai media, terutama media sosial, para ayah bisa belajar dari pengalaman unik ayah lainnya. Termasuk menemukan cara yang lebih baik dalam memberikan dukungan kepada ibu menyusui. Sehingga tidak terperangkap dengan intervensi keluarga yang belum tentu sesuai dengan kebutuhan ibu dan bayi.
"Bisa jadi cara yang selama ini dilakukan salah. Ketika berbagi informasi, kita jadi bisa memperbaiki diri, untuk memberikan dukungan yang tepat, belajar dari pengalaman unik orangtua lainnya, dan kita menjadi lebih tercerahkan," tutur Gamma.
Pentingnya bonding pasangan
Dukungan ayah ASI bukan semata berdampak pada bayi, tapi nyatanya juga menguatkan bonding pasangan. Bahkan intimasi pun terjalin lebih kuat pada pasangan yang kompak dalam menjalani proses menyusui.
Bagi Gamma, menjadi ayah ASI memberikan dampak besar terhadap keluarga. Selain bonding orangtua anak semakin kuat, bonding dengan istri pun tak kalah tinggi.
"Ayah bisa lebih berempati terhadap ibu menyusui, hubungan pasangan juga semakin kuat," jelasnya.
Dampak lain dengan adanya kehadiran ayah ASI adalah komunikasi pasangan juga berjalan lebih baik. Istri merasa diperhatikan dengan cara yang tepat, suami pun lebih berempati, maka komunikasi pun terjalin dengan lebih positif.
"Bisa dibilang happy couple, hubungan tidak datar," jelas Gamma diamini Fauzi.
Fauzi juga mengakui, bonding pasangan yang kuat juga memengaruhi intimasi. Hubungan pasangan suami istri lebih mesra, harmonis dan lebih hangat, karena peran ayah ASI yang dijalankan secara tepat.
Sikap saling menghargai dan berusaha memahami, terutama terhadap kebutuhan ibu menyusui, membuat pasangan lebih bahagia. Si ayah merasa menjalankan perannya dengan baik, si ibu pun merasa diperhatikan dengan baik.
Tujuan untuk memberikan yang terbaik kepada si buah hati, dengan menyusui hingga dua tahun, jika dilakukan bersama dan dengan penuh kesadaran pribadi, nyatanya memberikan bonus, membuat pasangan merasa jauh lebih saling mencintai.
Sumber informasi tepat
Untuk bisa mencapai tujuan tersebut, mencari sumber informasi tepat menentukan keberhasilan ayah mendampingi ibu menyusui. Berkomunikasi dengan sesama ayah ASI kemudian menjadi cara ternyaman dan lebih efektif, yang bisa memenuhi kebutuhan Fauzi dan Gamma, juga anggota komunitas lainnya.
Pasalnya, kaum pria punya gaya komunikasi berbeda termasuk dalam berbahasa. Bahasa yang serba gamblang, praktis, apa adanya membuat para pria lebih nyaman berbincang juga berdiskusi dengan kalangannya. Termasuk ketika membicarakan peran sebagai ayah, mendukung istri menyusui, menjadi bagian dari proses pemberian ASI kepada si buah hati.
Ayah ASI merupakan salah satu komunitas pria di dunia digital melalui media sosial Twitter untuk memenuhi kebutuhan informasi akan peran ayah juga suami ini. Bermula dari akun Twitter @ID_AyahASI yang hadir sejak 27 September 2011, para pria punya wadah untuk berbagi pengalaman juga pengetahuan seputar ASI dan bagaimana menjalankan peran terbaik sebagai suami dan ayah.
Gaya bahasa pria yang gamblang membuat para ayah usia 25-40 merasa lebih nyaman berbagi informasi di komunitasnya melalui Twitter. Baik akun Twitter @ID_AyahASI maupun di jejaring media sosial skala lokal.