Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/09/2015, 12:15 WIB
Adrianus dengan perhitungannya nekat memilih pintu darurat yang sebenarnya telah dipenuhi kobaran api. Jalur itu dilalui oleh tiga orang, termasuk Adrianus. Namun, orang yang melompat setelah Adrianus menderita luka bakar lebih parah karena api sudah terburu berkobar terlalu besar.

Keputusannya itu, meski membuat tubuhnya mengalami luka bakar 30 persen, berhasil menyelamatkan jiwanya. Ketika itu, ia amat optimistis bisa selamat dari kecelakaan itu. "Dorongan untuk keluar dari kecelakaan itu begitu besar," kata Adrianus.

Berani melawan

Meski masih tersisa rasa kengerian yang hebat dalam benaknya, Adrianus adalah satu dari segelintir penyintas yang mampu mengingat cukup detail detik-detik saat peristiwa itu terjadi. "Mungkin karena pikiran saya masih bisa tetap cukup jernih saat kecelakaan, jadi saya masih bisa recall (mengingat) dengan baik peristiwa itu," kata Adrianus.

Kendati mentalnya cukup tangguh, menaklukkan rasa takut setelah kecelakaan tidaklah mudah baginya. Enam bulan setelah peristiwa itu, Adrianus baru berani terbang kembali dengan pesawat. Sejak itu, selama beberapa bulan, setiap kali pergi terbang dengan pesawat, Adrianus ditemani istrinya, Rosari Ginting. Ketika hendak mendarat, Adrianus kerap dilanda ketakutan dan dia akan menggenggam tangan sang istri kuat-kuat. "Waktu itu, setiap terbang, saya sampai selalu harus bawa celana ganti karena sampai mengompol," kenangnya.

Lama-lama, ketakutan itu menyurut jauh dalam waktu satu tahun. Namun, kemudian muncul kebiasaan yang sebelumnya tak ada. Setiap kali hendak terbang, Adrianus selalu datang ke bandara jauh lebih awal, sekitar tiga jam sebelum waktu keberangkatan. Tujuannya supaya bisa check in paling pertama demi mendapatkan kursi penumpang di bagian paling belakang.

"Setelah peristiwa itu, setelah banyak ngobrol dengan pilot-pilot, teknisi, dan orang-orang yang mengerti, saya jadi selalu memilih kursi paling belakang. Itu tempat yang paling tidak disukai karena guncangannya terasa kuat, tetapi paling besar kemungkinan selamat kalau terjadi sesuatu," kata Adrianus.

Setelah kecelakaan itu, Adrianus mulai melibatkan diri lebih banyak untuk organisasi yang bertujuan sosial. Adrianus berkomitmen untuk lebih mendedikasikan dirinya pada berbagai kepentingan sosial yang memberi manfaat bagi orang banyak. Perjalanan hidupnya yang dirasakannya telah penuh juga membuat dirinya kini lebih terpanggil untuk memberi dalam bentuk apa pun. (Sarie Febriane)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com