Kadang, ada rasa gerah melihat begitu banyak orang lokal bergaya asing yang berkeliaran di negri sendiri. Bangsa ini butuh karakter. Bukan hanya dalam bentuk mata kuliah wajib di semester satu. Tapi, praktik nyata yang juga dilakoni para tokoh panutan.
Tidak usah lebay menyekolahkan anak di taman bermain cas cis cus agar lidahnya nanti beraksen British, tidak seperti ayah ibunya yang medok berlogat Jawa timuran. Aksen tidak sepenting rasa kebangsaan dan bangga akan tanah air yang tak luput dari bahasa ibu.
Dengan wajah oriental, saya selalu bangga memperkenalkan diri bahwa bahasa ibu saya adalah bahasa Indonesia. Bahwa saya besar di tanah air yang penuh kebhinekaan, yang kaya lagam dan ragam.
Dengan artikulasi bahasa Nasional yang baik, kita mampu menjadi penyambung jenjang ilmu dan ranah karya – sementara saat ini, kita krisis anak muda Indonesia yang mampu berbahasa Nasional dengan baik.
Dengan karakter pangan nasional, kita bisa swasembada pangan – sebelum pangan asli kita yang kaya akan nutrisi itu disambar bangsa lain.
Bukan cuma itu. Banyak masalah bangsa kita terpecahkan, begitu semangat kebangsaan dan solidaritas nasional ditujukan untuk sebesar-besarnya kepentingan rakyat. Itu makna bela negara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.