Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Percaya Mitos, Angka "Stunting" di Wilayah OKI Tinggi

Kompas.com - 30/01/2017, 09:05 WIB

Program KGN di wilayah OKI dilakukan dengan pendekatan yang menyeluruh, seperti melakukan aktifasi posyandu-posyandu dan pemberian pengetahuan tentang gizi anak dan ibu hamil melalui kelas pendukung ibu, termasuk pengetahuan pentingnya ASI eksklusif.

Selain itu, ada juga kelas bapak untuk memberikan informasi pada para bapak pentingnya peran bapak dalam pertumbuhan dan kesehatan anak.

Tokoh agama, tokoh adat, dan tokoh masyarakat juga diajak untuk mendorong pemberian gizi yang baik pada ibu hamil dan bayi.

“Selain mengedukasi ibu, bapak-bapak yang antar istrinya ke posyandu kami ajak bicara juga. Kalau ada bapaknya biasanya informasi yang disampaikan lebih efisien. Di rumah, bapaknya akan mendorong ibu untuk melakukan yang kami sarankan di posyandu,” cerita bidan Sholeha.

“Tapi, kalau hanya ibu, seringkali di rumah bapaknya tidak percaya dengan informasi yang diberikan. Ujung-ujungnya kalau bapak melarang, ibu kembali lagi menjalankan kebiasaan sebelumnya yang sebenarnya salah,” lanjutnya.

Pencegahan sejak kehamilan

Umumnya stunting memang dapat dicegah dengan meningkatkan kesehatan dan gizi anak pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK), dimulai dari kandungan sampai anak berusia 2 tahun. Masa ini adalah masa kritis tumbuh kembang anak.

Menurut Resy, kendala terberat adalah menjangkau desa-desa yang jaraknya jauh.

“Selain jarak, kondisi jalan yang sangat rusak membuat kami menghabiskan waktu seharian menuju ke sana. Belum lagi beberapa desa baru masuk listrik, sinyal ponsel juga susah sekali. Jadi, untuk update informasi sangat sulit.”

“Padahal, masyarakat di beberapa desa itu bukan orang tidak mampu lho. Mereka kan punya kebun sawit, rumahnya 'gedongan', jarang sekali rumah kecil. Tapi, akses informasinya sangat minim. Jadi, masih kental mitos dan banyak dukun beranak,” ungkap Resy.

Meski demikian wanita yang akrab disapa Ecy ini optimis bahwa kondisi stunting di OKI bisa diatasi.

Apalagi, hingga saat ini aktifasi posyandu sudah mencapai 100% desa di OKI, ada 305 posyandu yang melayani penimbangan 23.460 balita dan pengajaran tentang pemberian makanan bayi dan anak, serta 153 kelas pendukung untuk para ibu hamil.

“Kalau dibandingkan dengan sebelumnya, sekarang ini ASI eksklusif sudah meningkat. IMD juga sudah selalu dilakukan.”

“Kami juga merangkul para dukun beranak bekerjasama dengan bidan setempat. Jadi, yang mau melahirkan di dukun beranak, tetap harus didampingi bidan. Setelah bayinya lahir diajak rajin ke posyandu. Masih banyak PR, tapi ini menuju ke arah yang lebih baik,” ujar Ecy yakin.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com