Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 09/03/2023, 18:50 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Kesemutan yang hanya terjadi sesekali adalah hal lumrah. Tapi, Anda perlu waspada jika sering kesemutan. Kondisi ini bisa jadi gejala penyakit tertentu. 

Seperti diketahui, alasan kenapa kesemutan biasanya karena peredaran tidak lancar saat kita ketiduran di atas lengan, sehingga tangan kesemutan.

Sedangkan kaki kesemutan juga bisa terjadi saat kita terlalu lama menyilangkan salah satu kaki.

Baca juga: Kesemutan saat Bangun Tidur Tanda Penyakit Apa?

Umumnya, kesemutan yang terjadi sesekali tidak berbahaya, terutama jika sensasi seperti tergelitik ini bisa sembuh sendiri dalam waktu singkat.

Namun, Anda perlu mewaspadai akar penyebab sering kesemutan yang terjadi bisa jadi petunjuk atau tanda masalah kesehatan tertentu. 

Sering kesemutan gejala penyakit apa?

Sering kesemutan bisa jadi tanda masalah kesehatan serius pada tubuh kita. Dilansir dari Mayo Clinic, berikut beberapa penyebab sering kesemutan yang perlu diwaspadai:

  • Penyakit autoimun

Beberapa penyakit autiomin seperti lupus, rheumatoid arthritis, sindrom Guillain Barre dapat menyebabkan sensasi kesemutan.

  • Diabetes

Di beberapa kasus, sering kesemutan juga bisa jadi tanda penyakit diabetes. Sebagian besar penderita diabetes juga mengalami gangguan neuropati. Gangguan ini mengakibatkan penderitanya mengalami tangan atau kaki yang sering kesemutan.

  • Infeksi virus dan bakteri tertentu

Beberapa penyakit karena inveksi virus atau bakteri sepertipenyakit Lyme, herpes zoster, virus Epstein-Barr, hepatitis B dan C, kusta, difteri, dan HIV, bisa membuat penderitanya sering mengalami sensasi kesemutan.

Baca juga: 17 Penyebab Sering Kesemutan yang Pantang Disepelekan

  • Tumor saraf

Pertumbuhann tumor ganas dan jinak dapat berkembang pada saraf dan membuat saraf tersebut tertekan. Akibatnya, pasien mengalami polineuropati atau berbagai kerusakan saraf yang berhubungan dengan respons imun tubuh. Hal ini adalah bentuk kelainan degeneratif yang disebut sindrom paraneoplastik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com