KOMPAS.com - Sinar matahari merupakan sumber vitamin D alami yang baik untuk tubuh.
Paparan sinar matahari di waktu yang tepat dan dosis yang cukup, dapat meningkatkan daya tahan tubuh atau sistem imun.
Berikut penjelasan bagaimana sinar matahari dapat memperkuat imun tubuh, waktu terbaik berjemur, dan paparan yang pas.
Baca juga: 7 Kebiasaan Sederhana yang Rusak Daya Tahan Tubuh
Dokter sekaligus ahli gizi Dr. dr. Tan Shot Yen, M. Hum. menyampaikan, selama ini ada anggapan sinar matahari dapat menangkal penyakit dengan cara mematikan virus.
Persepsi tersebut keliru. Sinar matahari bisa menangkal penyakit dengan cara memperkuat daya tahan tubuh.
"Panas sinar matahari bukan mematikan kayak merebus atau menggoreng virus. Tapi, orang dapat manfaat vitamin D dari berjemur," jelas Tan, ketika siaran langsung lewat Facebook-nya @Dr. Tan & Remanlay Institute, Sabtu (21/3/2020).
Menurut Tan, paparan radiasi ultraviolet-B (UVB) dari sinar matahari pas untuk penyerapan vitamin D3 (kolekalsiferol).
Baca juga: Tertawa, Cara Mudah Tingkatkan Daya Tahan Tubuh
UVB yang mengandung pro-vitamin D3, saat bertemu kolesterol dalam tubuh, akan disintesis atau diubah menjadi vitamin D3.
"Vitamin D3 ini yang menjadi sumber kekebalan tubuh tubuh manusia," kata Tan.
Tan menyarankan Anda lebih baik berjemur daripada mengonsumsi suplemen vitamin D dosis tinggi sembarangan.
Konsumsi vitamin dosis tinggi secara berlebihan, terutama yang larut ke dalam lemak seperti vitamin D, dapat membahayakan kesehatan.
"Suplemen vitamin D yang dijual itu kita tidak tahu, apakah kandungan vitaminnya jenis D2 atau D3. Kalau pun ada kandungan vitamin D3 dan dosisnya berlebihan, bisa panjang urusannya buat kesehatan," kata dia.
Baca juga: Hati-hati, Konsumsi Vitamin Dosis Tinggi Bisa Berbahaya bagi Tubuh
Tan mengatakan, jam terbaik untuk mendapatkan UVB sinar matahari adalah pukul 10.00 pagi.
"Pukul enam pagi itu masih mengandung UVA. Efeknya bikin kulit keriput. UVB yang kita butuhkan. Keluarnya saat matahari sudah naik sedikit. Kira-kira pukul 10 pagi," kata dia.
Sementara untuk durasinya, Tan menyarankan agar paparan UVB yang bisa bikin kulit gelap antara 10 sampai 15 menit.
"Karena sudah panas, antara 10 sampai 15 menit bagi kulit yang berwarna sudah cukup. Kalau kulitnya terang, 20 menit sudah cukup," ujar dia.
Baca juga: 7 Cara Mudah Meningkatkan Daya Tahan Tubuh, Selain Olahraga
Pendapat Dokter Tan senada dengan studi yang dikerjakan Perhimpunan Geriatri Medik Indonesia (Pergami) pada 2019.
Menurut Ketua Pergami Prof. dr. Siti Setiati, SpPD-KGER, sinar matahari yang mengandung UVB ada di jam 09.00 sampai jam 15.00.
Untuk waktu berjemur, kebutuhannya perlu disesuaikan dengan terik paparan sinar matahari.
"Kalau jam 09.00, cukup (paparan) 15 menit, jam 11 cukup 5 menit, makin siang (makin panas) makin sedikit kebutuhannya. Dan ini cukup tiga kali seminggu," jelas Siti, seperti dikutip dari pemberitaan Kompas.com (5/7/2019).
Simpulan tersebut diperoleh Siti setelah mengamati 74 perempuan berusia 60-90 tahun yang tinggal di panti wreda di Jakarta dan Bekasi.
Menurut Siti, bagi perempuan lansia, manfaat vitamin D saat berjemur di bawah sinar matahari dengan dosis dan jam yang pas yakni mencegah osteoporosis, osteomalasia, kelemahan otot, serta fraktur osteoporotik.
Baca juga: 5 Buah untuk Menjaga Daya Tahan Tubuh
Untuk mendapatkan manfaat maksimal dari berjemur pagi, Anda perlu mengoptimalkan paparan sinar matahari ke tubuh.
Tan menyarankan agar area tubuh yang terpapar sinar matahari bisa seluas mungkin, terutama bisa menjangkau bagian punggung.
"Untuk teman-teman yang pakai pakaian tertutup, ini penting. Jika ingin berjemur matahari tapi sungkan, cari spot aman di rumah yang paling panas," kata dia.
Setelah itu, Anda disarankan untuk berjemur dengan memunggungi matahari agar penyerapannya optimal, tapi tidak merusak wajah.
"Kita punggungi matahari. Agar, muka tidak muncul bintik-bintik hitam. Sebentar saja. Bisa disambi main HP atau dengerin musik," ujar dia.
Menurut Tan, dengan porsi yang tidak berlebihan dan jam yang pas, Anda tak perlu takut pada kanker kulit.
"Ras kulit berwarna punya keuntungan kulit terlindungi melanoid. Rugi, jika tinggal di bawah khatulistiwa tapi tidak pernah berjemur," kata dia.
Sumber: Kompas.com (Penulis/Editor :Nibras Nada Nailufar/Gloria Setyvani Putri)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.