KOMPAS.com – Belakangan di kalangan anak muda muncul tren penggunaan rokok elektrik.
Disajikan dalam kemasan yang begitu berwarna dan menarik, serta memiliki pilihan rasa yang sangat beragam, membuat rokok elektrik mudah diterima kawula muda dan bahkan anak-anak.
Adanya kabar mengenai rokok elektrik aman bagi kesehatan dan dapat membantu berhenti merokok juga membuat rokok jenis ini akhirnya sekarang jamak dimanfaatkan oleh banyak orang.
Padahal, menurut Dokter Spesialis Paru RSUD Dr. Moewardi Surakarta, Dr. dr. Yusup Subagio Sutanto, Sp.P (K), FISR, anggapan itu keliru.
Baca juga: Dokter: Rokok Elektrik Bisa Lebih Berbahaya Ketimbang Rokok Tembakau
Dia meyakini rokok elektrik sama saja dengan rokok konvensional atau rokok tembakau yang mengandung nikotin.
Nikotin bisa dibilang adalah isi wajib dari rokok elektrik karena nikotin itulah yang menjadi jualan utamanya.
Nikotin dimasukkan ke dalam rokok elektrik agar orang-orang menjadi ketagihan.
Ketika sudah kecanduan, orang-orang menjadi tidak bisa lepas dari pengaruh nikotin, meski zat tersebut jelas bisa menimbulkan bahaya bagi kesehatan.
Berikut ini beberapa bahaya nikotin dalam rokok elektrik menurut dr. Yusuf:
1. Ketergantuan
Nikotin yang terkandg di dalam rokok elektrik dapat merangsang otak melepas hormon dopamin (membuat senang), sehingga menimbulkan efek ketergantungan.
Maka dari itu, dr. Yusuf menegaskan, rokok elektrik tak akan membantu seseorang untuk berhenti merokok.
Baca juga: Bagaimana Asap Rokok Bisa Picu Kanker Paru-Paru?
2. Bahayakan paru-paru
Nikotin diketahui dapat meningkatan risiko seseorang mengalami peradangan pada paru-paru.
Selain itu, nikotin juga bisa melemahkan kemampuan jaringan pelindung di paru-paru untuk melindungi organ vital tersebut.
3. Bahayakan jantung
dr. Yusup menyampaikan, konsumsi rokok elektrik yang mengandung nikotin juga bisa memicu penyakit jantung.
Saat nikotin diserap, kelenjar adrenal dapat terangsang untuk melepas hormon epinefrin.
Pelepasan hormon tersebut diketahui bisa menyebabkan tekanan darah dan denyut jantung meningkat.
4. Picu kanker
Menurut dr. Yusup, rokok elektrik juga merupakan pemicu kanker.
Kandungan nikotin dan beragam zat berbahaya lain dalam rokok elektrik diketahui bersifat karsinogenik yang dapat memicu munculnya sel-sel kanker.
“Untuk penggunaan rokok elektrik sebaiknya setop, jangan dipakai lagi, efek jeleknya sama saja dengan rokok kretek atau rokok filter," jelas Yusup saat diwawancara Kompas.com, Minggu (22/3/2020).
Sementara itu, mengutip keterangan dr. Catahrine M. Sambo, Sp.A (K) dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang disampaikan oleh Manajer Komunikasi Komnas Pengendalian Tembakau, Nina Samidi, paparan sedikit saja nikotin pada anak dan remaja dapat merusak perkembangan otaknya.
Baca juga: Mengenal NRT, Metode yang Diklaim Efektif Atasi Kecanduan Rokok
Akibatnya, bagian otak yang mengatur perhatian, ingatan, proses belajar, suasana hati, dan kendali diri akan terganggu, dan gangguan ini mudah menetap.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.