Penderita diabetes jenis ini biasanya tidak perlu tambahan suntikan insulin dalam pengobatannya.
Tetapi, mereka memerlukan obat untuk memperbaiki fungsi insulin itu, termasuk menurunkan gula dan memperbaiki pengolahan gula di hati.
Baca juga: Benarkah Urine Penderita Diabetes Terasa Manis?
Selain karena kualitas insulin buruk, diabetes tipe 2 bisa terjadi karena sel-sel jaringan tubuh dan otot penderita tidak peka atau sudah resisten terhadap insulin sehingga gula tidak dapat masuk ke dalam sel dan akhirnya tertimbun dalam peredaran darah.
Keadaan tersebut umumnya terjadi pada pasien yang gemuk atau mengalami obesitas.
Sama halnya dengan diabetes tipe 1, diabetes tipe 2 juga memiliki nama lain, seperti non isnulin-dependent diabetes atau adult-onset diabetes.
Namun, kedua istilah ini juga kurang tepat karena diabetes tipe dua juga membutuhkan pengobatan dengan insulin dan bisa timbul pada usia remaja juga.
Gejala sembelit penting dikenali untuk mendukung upaya diagnosis dini dan pengobatan sesegera mungkin gangguan pencernaan ini.
Dalam Buku Diet Sehat untuk Penderita Diabetes Mellitus (2014) karya Dr. Ir. Diah Krisnatuti, M.S., dkk., dijelaskan sebagaian besar penderita diabetes tipe 2 tidak mengalami penurunan berat badan.
Bahkan, penderita diabetes jenis ini bisa tidak menunjukkan gejala-gejala selama beberapa tahun.
Jika kekurangan insulin semakin parah, akan timbul gejala berupa sering berkemih dan sering merasa haus, tetapi jarang ketoasidosis.
Baca juga: Penderita Diabetes Rentan Virus Corona, Begini Baiknya...
Ketoasidosis diabetikum adalah gejala pada penderita diabetes secara tiba-tiba dan bisa berkembang dengan cepat ke dalam suatu keadaan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.